Merespons hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Muchlis Djumadil mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah tegas, cepat dan terukur setelah terjadinya aksi guru-guru hingga aktivitas sekolah terhenti.
"Kami langsung panggil dan rapat bersama, solusi pertama itu Kepsek kita nonaktifkan, usulan sudah disampaikan ke Kepala BKPSDM Ternate,” kata Muchlis.
"Solusi kedua proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pada besok nanti," tambahnya.
Terkait keluhan para guru, Muchlis menyebut pihaknya akan melakukan investigasi.
“Dinas akan menunjuk pengganti sementara posisi Kepsek dari luar sekolah," ujarnya.
Baca juga: Sosok Guru Supriani yang Dituduh Aniaya Murid Konawe Selatan, Mimpi Jadi PNS Terpaksa Harus Dikubur
"Sambil melakukan investigasi jikalau ada hasilnya, kita akan sampaikan ke BKPSDM tindak lanjut,” pungkasnya
Terpisah, salah satu guru SD Negri 1 Ternate Helce Mahmud mengaku, aksi spontan para guru untuk mendesak agar adanya transparansi dana oleh Kepsek.
Helce mengaku, sejak Usman Loa memimpin, mutu pendidikan dan hal lainnya tidak diperhatikan.
“Semua yang berperan hanya guru, kami minta kembalikan marwah SD Negeri 1 dengan baik,” kata Helce mewakili para guru.
Menurut Helce, SD Negeri 1 Ternate memiliki dana yang besar, akan tetapi Kepsek tidak transparan.
“Tadi hasil mediasi Kepsek kalau tidak salah dinonaktifkan, kami guru-guru sepakat besok sekolah aktif kembali,” jelasnya.
Sementara kasus guru lainnya, seorang guru honorer bernama Supriyani ditahan selama berhari-hari usia pukul siswanya.
Ia dilaporkan orang tua sang murid yang merupakan polisi di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Tak ayal penahanan Supriyani inipun mendapatkan protes luas di masyarakat.
Kasus inipun sudah menyita perhatian warganet hingga viral jadi pembahasan.