Berita Viral

Kakek Panik Cucu Lempar HP ke Sumur karena Tak Menyala, Damkar sampai Turun Tangan, 1 Jam Ketemu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah lempar handphone ke dalam sumur karena kesal HP-nya tidak menyala. Damkar sampai kerepotan.

TRIBUNJATIM.COM - Ada-ada saja tingkah bocah satu ini.

Ia melempar handphone ke dalam sumur karena kesal HP-nya tidak menyala.

Kakek pun panik imbas ulah si cucu.

Petugas Satpol PP dan damkar dibuat kerepotan hingga harus turun tangan.

Peristiwa ini terjadi di Klaten, Jawa Tengah.

Petugas damkar pun harus mengambil HP yang dibuang si bocah ke dalam sumur itu di Dusun Ngentak, Desa Gunting, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.

Anggota regu Satpol PP dan Damkar Klaten, Satrio Bagyanto mengatakan peristiwa terjadi pada Senin (28/10/2024).

"Ada laporan masuk, sekitar pukul 10.00 WIB," ujar Satrio, dikutip dari Tribun Solo.

Laporan tersebut dilakukan oleh warga, yang bernama Purnomo (57). 

Petugas Satpol PP dan Damkar Klaten yang lain, Nur Rochim mengatakan kejadian bermula HP tercebur karena ulah anak kecil yang merupakan cucu pelapor.

"Cucunya yang punya rumah main hp ceritanya, kemudian hpnya mati," jelas Rochim.

"Namanya anak kecil, HP mati marah. Dilempar ke sumur," imbuhnya.

Pihak famkar yang mendapat laporan, lalu menuju lokasi untuk membantu pengambilan HP yang tercebur tersebut.

Rochim mengatakan, teknik pengambilan dengan menurunkan 1 anggota untuk menyelam.

Anggota Satpol PP dan Damkar Kabupaten Klaten, membantu mengambilkan HP yang dibuang kedalam sumur, di Desa Gunting, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. (ISTIMEWA/TRIBUN SOLO)

Menggunakan teknik vertical rescue, anggota tersebut turun kedalam sumur.

Sumur memiliki kedalaman sekitar 8 meter, dengan diameter 1,2 meter dan kedalaman air sekitar 5 meter.

"Anggota memakai scuba (masuk), kerjasama dengan SAR Kabupaten Klaten," paparnya.

Waktu tindakan pengambilan HP sendiri memakan waktu sekitar 1 jam.

Mulai dari pemasangan alat hingga HP ditemukan.

Pengambilan HP juga terdapat kendala, yakni adanya endapan lumpur di bawah sumur.

"Dibawah (sumur) itu lumpur, sudah terlalu dalam sekitar 1 meter," kata Rochim.

"Tim kami yang masuk mengatakan kedalaman lumpur hampir se pinggang," tambahnya.

HP jenis android merek Samsung dengan harga sekitar Rp 2 jutaan itu, akhirnya dapat diamankan oleh anggota Damkar.

"Kondisi HP mati, karena informasi awal HP mati. (Cucu) marah, dicemplungkan ke sumur," ucapnya.

Pihaknya lalu memberi rekomendasi untuk dibawa ke tempat servis.

Rochim mengatakan, saat pihak famkar datang, sang cucu menangis.

"Saya datang posisi nangis, setelah ambil alat gak papa gak nangis," pungkasnya.

Baca juga: Nasib Ayah Bunuh Anak Sulung yang Jahat ke Ibu dan Istri, Kasihani Cucu: Gak Tenang Keluarga Saya

Sementara itu ada kisah dari Dorotea Enas, nenek 65 tahun rawat dua cucu seorang diri.

Mbah Enas tinggal di Kampung Mombok, Desa Lengko Namut, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dua cucu Mbah Enas bernama Revalina Putri (8) dan Oktavianus Kristan (2).

Ayah kandung kedua anak tersebut, Marselus Sukur, sudah meninggal dunia tahun 2022.

Sedangkan ibu mereka berinisial MS sudah menikah kembali dan tidak bersama mereka.

Melansir dari Kompas.com, Dorotea mengaku harus membanting tulang demi menghidupi dua cucunya.

Revalina saat ini duduk di kelas 2 sekolah dasar, sedangkan sang adik belum sekolah.

Selain memutar otak agar dua cucunya bisa makan, nenek Dorotea juga harus mengumpulkan uang untuk keperluan sekolah sang cucu.

Uang tersebut didapatkan Dorotea dari bekerja menjadi buruh tani.

"Selama ini saya mengumpulkan uang seadanya untuk beli buku tulis, seragam, dan membayar uang sekolah," kata dia, Minggu (30/6/2024), saat dihubungi.

Baca juga: Esa Bocah Nangis Minta Dijemput Polisi sempat Ngemis di Lampu Merah, Kakek Ingin Cucu Sekolah Lagi

Dahulu ada anak bungsunya yang tinggal bersama dan meringankan pekerjaannya di sawah.

Namun, sang anak kini sudah merantau ke Kalimantan.

Paman dua anak tersebut, Hendrikus Gabu, membenarkan bahwa nenek Dorotea mengasuh dua cucunya seorang diri di gubuk yang sederhana.

"Anak-anak ini tinggal dengan neneknya. Ayah dari kakak adik ini sudah tiga tahun meninggal dunia,” ujar Gabu.

Lantaran masih kecil, dua anak ini kerap menanyakan keberadaan orangtua mereka pada sang nenek sambil menangis.

Jika demikian, nenek Dorotea akan membawa mereka ke makam untuk berdoa dan membersihkan kuburan sang ayah.

Gabu mengungkapkan, lantaran keterbatasan biaya, Reva terpaksa bersekolah di SDN Satar Piring yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari rumahnya.

Sekolah tersebut lebih murah dibandingkan sekolah yang lebih dekat dengan rumah mereka.

Baca juga: Nenek 36 Tahun Dihujat karena Pamer Punya Cucu, Ayah sang Bayi Masih 18 Tahun, Merasa Seperti Teman

Kepala Desa Lengko Namut, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Raymundus J Elmas membenarkan ada warganya yang lanjut usia (lansia) dan merawat dua orang anak.

Menurutnya, pihak desa sudah memberikan bantuan pangan bagi keluarga tersebut.

“Dua minggu lalu saat mau menerima bantuan pembagian beras pangan, saya memanggil mama dari dua anak itu di Kantor Desa."

"Saya bilang bahwa dua anak ini masih di bawah umur dan sebaiknya berkomunikasi dengan suami baru (ibunya) untuk bersedia tinggal bersama dan merawat mereka dengan penuh kasih sayang,” ujar Raymundus, Minggu (30/6/2024).

Pihak desa akan membantu memberikan pengarahan kepada ibu dua anak tersebut.

Pada 2024 ini, Nenek Dortea mendapatkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kemensos RI sehingga pihak Pemerintah Desa Lengko Namut tidak lagi memberikan BLT.

“Pemdes Lengko Namut sudah buat proposal ke Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mendapatkan bantuan rumah layak huni, hanya hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan,” ujarnya.

Demi meringankan beban keluarga ini, Kompas.com membuka kesempatan pembaca melakukan donasi.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini