Jalannya pun sampai tertatih.
Puluhan tisu yang dibawanya terasa kian berat karena kondisi mata yang berfungsi hanya satu, yakni di sebelah kiri.
Penglihatan yang terbatas memaksanya berjalan pelan.
Baginya itu tak apa, asalkan ada tisu yang terjual di hari itu.
"Kakek Sujana lansia berusia 74 tahun yang tinggal di alamat Jl raya condet, Cililitan ,Kramat jati Jakarta Timur. Beliau menjual tissue di lampu merah untuk dapat makan dan membiayai cucu beliau di kampung," dikutip dari caption di Instagram partners_in_goodness, Rabu (30/10/2024) via TribunJakarta.
Baca juga: Tukiyem Penjual Nasi Tiwul Girang Rumahnya Diperbaiki Gratis, Selama ini Takut Roboh, Dinding Retak
Dalam sehari, pendapatannya tak menentu. Paling banyak hanya sekitar Rp 30 ribu.
Oleh sebab itu, hidupnya harus serba hemat. Pasalnya ia harus menyisihkan Rp 500 ribu untuk membayar kontrakan setiap bulannya.
Kemudian sisanya dikirimkan untuk sang cucu di kampung halaman.
Pilu memang, bahkan Kakek Sujana hanya makan sekali dalam sehari.
"Setiap hari nya Kakek Sujana hanya mendapatkan 30 ribu rupiah. Dengan uang tersebut Kakek Sujana hanya bisa makan sekali sehari, karena beliau harus membayar kontrakan dengan besar 500 ribu rupiah per bulan dan mengirim ke kampung untuk membiaya cucu beliau," sambungnya.
Rupanya, kisahnya tadi bukan satu-satunya duka yang dirasakan.
Di kondisinya saat ini, banyak oknum 'jahat' yang mengambil paksa uang hasil jualannya.
Mereka seenaknya memalak hasil keringat Kakek Sujana.
"Bekerja di jalan sering kali mendapatkan duka, seperti di palak atau di pinta secara paksa oleh orang orang yang tak bertanggung jawab. Beliau sering merasa sedih namun masih tetap bersyukur. Kakek Sujana berharap suatu saat nanti bisa memiliki pekerjaan yang lebih ringan untuk orang seusia beliau," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com