Wajib lapor ini menjadi salah satu upaya memberikan efek jera kepada para siswa yang terlibat aksi massa.
Diharapkan mereka tidak melakukan perbuatan serupa selama masa pembinaan.
Apalagi saat ini situasi menjelang Pilkada serentak, semua pihak harus menjaga situasi tetap kondusif.
Baca juga: Ivan Sugianto Dicurigai Pakai Pemeran Pengganti saat Ditangkap, Polrestabes Surabaya Beri Tanggapan
“Setidaknya nanti sampai pelaksanaan Pilkada. Setelah itu akan dilakukan evaluasi,” tegas Tarmadi.
Lebih jauh, Tarmadi memuji sikap para siswa SMAN 1 Boyolangu yang bisa dikendalikan gurunya.
Mereka bersikap mengalah sehingga justru terhindar dari masalah hukum.
Seandainya ada perlawanan dari siswa SMAN 1 Boyolangu, maka kedua pihak akan diproses.
“Ini juga jadi peringatan bagi yang lain. Lebih baik mengalah, dari pada ikut terjerat masalah hukum,” ucapnya.
Baca juga: Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Imbas Sang Pengusaha Suruh Siswa SMA Sujud dan Menggonggong
Kecamatan Boyolangu merupakan pusat sekolah lanjutan atas di Kabupaten Tulungagung.
Setidaknya ada 13 lembaga sekolah di kecamatan yang ada di bagian selatan pusat pemerintahan ini.
Ada 6 sekolah negeri, yaitu SMKN 1 Boyolangu, SMKN 2 Boyolangu, SMKN 3 Boyolangu, MAN 1 Tulungagung, MAN 2 Tulungagung dan SMAN 1 Boyolangu.
Lalu ada empat SMK swasta, masing-masing SMK Sore, SMK Veteran, SMK Perwari dan SMK Brawijaya.
Lalu ada 4 sekolah setingkat SMA yang ada di pondok pesantren, seperti di Ponpes MIA di Desa Moyoketen.
SMK Sore merupakan sekolah kejuruan swasta terbesar di Tulungagung.
Sekolah ini juga dikenal dengan disiplin yang tinggi dan sangat maju.
“Ke depan kalau ada kegiatan yang melibatkan SMA atau SMK, mohon kami ditembusi. Biar kami bisa mengawal setiap sekolah,” pungkas Tarmadi
Baca juga: Identitas 7 Pelaku Pengeroyokan Pelajar SMK di Jombang yang Buron, Ada yang Usianya Masih 15 Tahun