"Ya memang saat di Dojo mau gak mau anak-anak harus didorong berani untuk maju agar tidak takut,"
"Kalau sudah terbiasa sakit terkena pukulan, berarti mental mereka sudah menjadi kuat,"
"Lama kelamaan juga akan terbiasa," ungkapnya.
Michelle pun, sejak dari usia 4 tahun sudah berlatih Karate.
Baginya, bela diri Karate sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Mahasiswi Universitas Surabaya itu juga ikut bertanding dalam Kejurnas di GOR Bima Sakti ini.
Sebab, kegiatan ini diinisiasi oleh Universitas Surabaya (Ubaya) yang bekerja sama dengan Dojo Malang Umum Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate-Do Indonesia.
"Meski saya ketua panitia, tapi juga ikut bertanding,"
"Sejauh ini saya telah mempersiapkan mental, fisik dan penguasaan teknik untuk Kejurnas ini," ungkapnya.
Menurut Wakil Rektor III Ubaya, Prof. Dr. apt. Christina Avan, Kejurnas Karate ini menjadi momen untuk mendukung pendidikan karakter, khususnya atlet karate.
“Ubaya tidak hanya datang sebagai panitia, tetapi juga ingin menunjukkan bahwa Ubaya sangat mengutamakan kualitas, integritas, dan pendidikan karakter,"
"Bagi atlet, menang dan kalah sudah biasa, tetapi yang terpenting adalah nikmati prosesnya, serta menghayati karakternya,” ujar Prof. Christina.
Pada kejurnas ini, Ubaya akan memberikan beasiswa hingga 100 persen untuk atlet yang berhasil menjadi juara.
“Dukungan Ubaya tidak hanya penyediaan kelas khusus atlet, tetapi juga beasiswa hingga 100 persen,"
"Bagi yang masih SD dan SMP, silahkan kumpulkan poin dan sertifikat supaya bisa mendapatkan freepass beasiswa di Ubaya kelak,” tandasnya.