“Setiap hari pasti ada orang yang heran kok bisa murah banget. Kalau ditanya rugi, ya nggak. Alhamdulillah, rezekinya cukup saja,” kata Atik sambil tersenyum.
Meski harga mie ayamnya murah, Atik dikenal memiliki resep yang lezat.
Kuahnya segar dan tidak membuat tenggorokan enek, menurut penilaian pelanggan.
Dalam sehari, Atik mengolah sekitar 4 kilogram mi dan 3 kilogram ayam, menghasilkan ratusan porsi mi ayam yang laris terjual.
Baca juga: Pembeli Syok Beli Mie Ayam Tapi Sendok Garpu sampai Saosnya Dikenakan Harga Sendiri, Serba Diduitin
Keuntungan Kecil Namun Penuh Berkah
Warung mie ayam Rp2000 yang buka dari pukul 10.00 hingga 21.00 WIB ini menjadi andalan Atik untuk membantu perekonomian keluarganya.
Dalam sehari, ia mampu membawa pulang hasil bersih sekitar Rp 150.000-Rp 200.000.
“Alhamdulillah, nggak rugi. Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri,” ujar Atik.
Namun, di tengah naiknya harga bahan pokok, Atik mengaku berencana menaikkan harga mi ayamnya sebesar seribu rupiah tahun depan.
“Alhamdulillah, nggak rugi. Dari pada aku nggak kerja, jadi sedikit-sedikit aja disyukuri,” katanya.
Keteguhan yang Menginspirasi
Bagi Atik, keberhasilan bukan soal keuntungan besar, melainkan konsistensi dan rasa syukur atas apa yang dimiliki.
Kisahnya bukan hanya tentang mie ayam Rp 2000, tetapi tentang keteguhan seorang perempuan yang mengubah kesulitan menjadi peluang untuk memberi manfaat bagi banyak orang dengan cara yang sederhana namun bermakna.
Kisah Atik adalah pengingat bahwa meski dunia ini penuh dengan tantangan, ada selalu cara untuk berbagi kebahagiaan dan membawa perubahan, bahkan dari hal-hal yang sederhana.
Keteguhan hati dan niat tulusnya menjadi inspirasi bagi kita semua.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Viral dan Berita Jatim lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com