Berita Viral

Polisi Kunci Gerbang Polsek saat Keluarga Tersangka Narkoba Protes soal Penangkapan, Warga Ngamuk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Media sosial dihebohkan keluarga tersangka narkoba ngamuk saat mendatangi Polsek Kelapa Gading. Mereka hendak protes soal penangkapan pelaku narkoba.

TRIBUNJATIM.COMĀ - Media sosial dihebohkan keluarga tersangka narkoba ngamuk saat mendatangi Polsek.

Mereka hendak protes soal penangkapan pelaku narkoba.

Namun gerbang Polsek justru dikunci oleh polisi.

Mereka ngamuk berteriak agar mendapat pelayanan.

Adapun peristiwa ini terjadi di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dalam video yang viral di media sosial, keluarga tersangka narkoba mendapati pintu gerbang Polsek Kelapa Gading dikunci.

Karena pintu dikunci, warga tersebut berteriak-teriak di luar gerbang agar mendapatkan perhatian dari petugas kepolisian.

Mereka menganggap polisi tidak mau menerima laporan warga dan hanya duduk saja tanpa melakukan apapun.

"Halo, halo, tolong dibuka dong minta pelayanan. Pangkat-pangkat di pundakmu hanya untuk pura-pura tidak mendengar ya?" ujar pria dalam video tersebut.

Disebut warga tersebut marah karena polisi tidak memberikan mereka kesempatan untuk protes soal keluarganya yang ditangkap.

Pria itu juga memanggil nama Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading.

"Woi Emir, bisa enggak kita bicara yang baik? Polisi-polisi cuma duduk di kantin," teriak pria itu lagi.

Polisi kunci pintu gerbang saat keluarga tersangka narkoba ngamuk protes soal penangkapan. (Kolase Tribun Tangerang)

Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Maulana Makarom membenarkan peristiwa penutupan gerbang tersebut.

Dia mengatakan pihaknya mengunci gerbang untuk menjaga kondusivitas.

"Di sini kami melakukan keputusan bahwa untuk menjaga kondusivitas, karena ada rangkaian kejadian sebelumnya sempat terjadi keributan di dalam polsek sehingga mengganggu anggota Polsek Kelapa Gading untuk melayani masyarakat," ujar Maulana saat dikonfirmasi, Selasa (26/11/2024), dikutip dari Kompas.com.

Namun, keluarga tersangka merasa tidak terima dan akhirnya membuat konten di TikTok.

Dalam video itu, pihak keluarga salah satu tersangka berteriak-teriak di depan Polsek Kelapa Gading.

"Halo, halo, tolong dibuka dong minta pelayanan. Pangkat-pangkat di pundakmu hanya untuk pura-pura tidak mendengar ya?" ujar pria dalam video tersebut.

Pria itu juga memanggil nama Kanit Reskrim Polsek Kelapa Gading.

"Woi Emir, bisa enggak kita bicara yang baik? Polisi-polisi cuma duduk di kantin," teriak pria itu lagi.

Baca juga: Sosok Kombes Pol Irwan Anwar Sebut GRO Anggota Gangster, Pelajar Tewas Ditembak Polisi di Semarang

Beredarnya video itu membuat Polsek Kelapa Gading merasa begitu dirugikan.

"Di sini kami merasa menyayangkan ada narasi-narasi yang dibangun dari beberapa pihak sehingga kami merasa dirugikan di sini," ujar Maulana.

Untuk diketahui, video tersebut berawal saat Polsek Kelapa Gading menangkap dua pembeli narkoba jenis sabu.

Saat ditangkap dan diinterogasi, kedua pelaku tersebut mengaku membeli sabu karena disuruh rekannya.

Akhirnya, Polsek Kelapa Gading melakukan pengembangan dan kembali menangkap satu orang pria dan wanita di kamar Hotel Mangga Besar, Jakarta Barat.

Saat ditangkap, ditemukan pula alat isap sabu di kamar hotel tersebut.

Namun, pria itu tak mengaku bahwa alat isap tersebut milik dirinya.

Tapi, karena adanya keterangan dari dua tersangka yang lebih dulu ditangkap dan bukti transferan uang untuk membeli sabu, maka pria itu juga ditahan.

Selama ini, polisi tengah menyiapkan berkas perkara para tersangka untuk diserahkan ke kejaksaan.

Rangkaian proses penyelidikan ini juga sudah dijelaskan ke salah satu anggota keluarga tersangka.

Namun, anggota keluarga tersangka yang ditangkap di Hotel Mangga Besar merasa tak terima dan protes ke Polsek Kelapa Gading.

Baca juga: 32 Orangtua Siswa Malu karena Anaknya Tawuran, Janji ke Polisi Bakal Awasi: Maaf Masyarakat Resah

Sebelumnya kasus lainnya, polisi tembak polisi di Solok Selatan, Sumatera Barat hingga menjadi sorotan.

Pelaku adalah Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKP Dadang Iskandar.

Sementara korban ialah Kasat Reskrim Solok Selatan, AKP Ryanto Ulil Anshari.

AKP Dadang telah menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat.

Peristiwa ini terjadi di Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat, sekitar pukul 00.43 WIB, Jumat (22/11/2024).

AKP Dadang Iskandar dua kali menembak AKP Ryanto Ulil Anshari di bagian wajah dalam jarak dekat.

Usai menembak Ulil, Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat.

Dugaan sementara, penembakan dilakukan karena Dadang tidak senang Ryanto Ulil menangkap penambang ilegal galian C di Solok Selatan.

Baca juga: Fakta-fakta Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Polisi, Dua Teman Juga Jadi Korban, Tak Ada Saksi Mata

Dadang telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat dengan pasal berlapis, yaitu pembunuhan berencana Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338, subsider Pasa 351.

Usai tembak AKP Ryanto, AKP Dadang menembaki rumah dinas Kapolres Solok Selatan AKBP Arief Mukti.

"Kalau kita melihat jumlah lubang ada sembilan, dua di korban, kemudian tujuh di rumah Kapolres," kata Dirkrimum Polda Sumbar Kombes Pol Andry Kurniawan, saat jumpa pers di Mapolda Sumbar, Sabtu (23/11/2024) siang, dikutip dari Kompas.com.

Beberapa kaca kamar di rumah dinas berlubang ditembaki.

Rumah dinas Arief berjarak lebih kurang 20-25 meter dari Mapolres Solok Selatan.

Saat kejadian, Arief sedang berada di dalam rumah. Namun, Arief dipastikan tidak terkena tembakan.

Penyidik masih mendalami motif Dadang menembaki rumah Arief.

"(Motif) itu yang sedang di dalami. Pemeriksaan masih berjalan," imbuhnya.

Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Pol Suharyono memastikan proses Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) diproses paling cepat dalam seminggu ini.

Dirinya juga telah melaporkan kasus tewasnya AKP Ryanto Ulil ke Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

"Pastinya tindakannya tegas, kami upayakan PTDH dalam minggu ini. Setidak-tidaknya sampai 7 hari ke depan," katanya, dikutip dari kanal YouTube Tribun Padang, Sabtu (23/11/2024).

Suharyono melanjutkan, proses pemeriksaan kepada AKP Dadang Iskandar masih terus berjalan.

Ia belum bisa mengungkap motif pelaku tega menembak rekannya hingga tewas.

"Sampai saat ini secara intensif masih kita dalami. Apa yang menjadi motifnya, kita belum bisa melaporkan secara utuh," tambahnya.

Meskipun demikian, Suharyono tidak memungkiri akan mendalami apakah AKP Dadang Iskandar memiliki kaitan dengan kasus tambang ilegal galian C.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Berita Terkini