Sebagaimana dilansir Media Malaysia, Astro Awani, pada Sabtu (30/11/2024).
Nur Izzatul mengaku, awalnya tak menyangka pesta pernikahannya bakal berubah drastis di menit-menit terakhir.
Namun, dia dan suaminya, memutuskan untuk tidak ambil pusing.
Dia mengatakan, rencana mereka telah dibuat sejak Mei 2024.
Mereka pun bukan hanya telah mendistribusikan kartu undangan, melainkan juga memesan berbagai keperluan.
Seperti dekorasi atau pelaminan, pakaian pernikahan, penata rias, dan suvenir, dengan biaya total sekitar 20.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp 70 juta).
Untungnya, banyak hal bisa disiasati.
Salah satunya, makanan bisa dikemas untuk dibagikan kepada kolega dan keluarga karena banjir yang semakin parah.
"Pihak katering setuju untuk mengantarkan pesanan makanan," kata Nur Izzatul, mengutip Kompas.com.
"Tetapi kami harus mengemas semua makanan beserta suvenir untuk didistribusikan kepada kerabat dan kolega memakai truk," lanjutnya.
Ia bahkan harus menyewa homestay pada H-4 acara karena rumahnya di Kampung Alor Ganu terendam banjir setinggi pinggang.
Sayangnya, akses jalan dari Pekan Kepala Batas menuju homestay yang mereka tempati di Titi Besi, Kepala Batas, juga ditutup untuk kendaraan ringan karena ketinggian air yang meningkat.
Meski sedih dengan apa yang terjadi, Nur Izzatul dan suaminya menganggap hari pernikahan mereka bersejarah karena harus dirayakan di tengah banjir.
"Kami mengambil foto-foto kenangan dengan mengenakan pakaian pengantin di atas perahu dan kendaraan roda empat dengan latar belakang area banjir. Itu sangat menyenangkan," katanya.
Sementara itu, pengantin pria mengaku kecewa karena ia dan keluarganya tidak dapat merayakan resepsi pernikahan bersama, mengingat banyak rute yang terputus akibat banjir.