TRIBUNJATIM.COM - Mulut manis Agus Buntung saat merayu korbannya terekam dalam sebuah rekaman.
Pria disabilitas yang menjadi tersangka kasus pelecehan seksual di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini terdengar manipulatif.
Di sisi lain, polisi mengungkap perkembangan terbaru kasus Agus Buntung ini.
Pasalnya, jumlah korban Agus Buntung terus bertambah.
Melansir dari Tribunnews, beredar di media sosial diduga percakapan Agus Buntung yang tengah merayu korbannya.
Dalam percakapan tersebut, Agus Buntung disinyalir menggunakan kalimat manipulatif.
Termasuk terdapat kata-kata ingin "membantu" korban menjadi seorang yang sukses.
Tak hanya itu dalam video yang berdurasi 1,22 menit itu, Agus diduga menyebut tak ingin disamakan dengan pria lain.
Berikut isi percakapan didugas Agus Buntung dengan korbannya, mengutip TribunLombok.com.
Baca juga: Kesombongan Agus Buntung Dikuak Teman Disabilitas, Merasa Spesial dari yang Lain dan Jarang Bergaul
"Saya tidak senang orang yang lemah, lap air mata itu nanti luntur pupurannya (bedak), nanti kayak apa mau ke kampus. Kakak (korban) bersihin diri, sampai kakak shalatpun kakak nggak bisa shalat karena ada yang ganjal," kata Agus dalam rekaman video tersebut.
"Tau nggak perjuangan kakak itu ya Allah hanya hidup sendiri dan berjuang sendiri, nekat gara-gara hal sepele, kakak mau nekat aja bisa nggak aku minta jangan nekat, tobatlah nyawa saya, saya kasih kakak biar kakak tau biar kakak berarti bagi dunia ini," lanjut Agus
"Setengah percaya, sedikit percaya, itu pikiranmu sekarang karena kamu baru kenal saya, saya bisa baca langsung (fikiran), bingung kenapa saya ngomong gini? Kamu kira modus sama kayak cowok yang lain, benarkan, buktinya ngerusak kamu, walaupun kita berdua di kamar saya tidak bisa apa-apa, saya mandi masih dimandiin sama mamak, saya tidak sama dengan cowok-cowok yang lain karena cowok-cowok itu hanya manfaatin kamu,
kamu mau berubah atau tidak, kalau kamu tidak mau berubah saya pergi, tetapi kalau mau berubah saya akan tetap disini dengan mengasih tau bagaimana cara kesuksesan kamu," tutup Agus.
Baca juga: Kelakuan Buruk Agus Buntung Dikuliti, Minum Miras, Tak Masuk Kuliah Hingga Goda Wanita di Jalan
Dalam video tersebut tidak memperlihatkan wajah Agus, namun diketahui suara tersebut mirip suara Agus.
Sementara itu, Polda NTB berencana menggelar rekonstruksi tempat kejadian perkara (TKP) pada Rabu, 11 Desember 2024.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB, Kombes Syarif Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kejaksaan terkait pelaksanaan rekonstruksi ini.
"Rekonstruksi pertama sudah ada versi korban, dan kita akan melakukan rekonstruksi versi tersangka di TKP sesuai permintaan dari kejaksaan," ungkap Syarif.
Rekonstruksi akan dilakukan di sejumlah lokasi, termasuk taman dan homestay.
Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Joko Jumadi juga menyatakan bahwa pihaknya akan mendampingi Agus Buntung selama proses rekonstruksi.
"KDD akan ikut mendampingi tersangka disabilitas," kata Joko.
Kombes Syarif menambahkan bahwa pihaknya memiliki fakta baru terkait kasus ini.
Korban sempat merekam interaksi dengan pelaku, meskipun rekaman tersebut tidak jelas terlihat.
"Rekaman itu berbentuk video, tetapi karena diletakkan di bawah, hanya suara yang terdengar. Namun, itu sudah diuji forensik digital sebagai bukti bahwa memang ada interaksi antara tersangka dan korban," jelas Syarif.
Tersangka juga diduga mengeluarkan kalimat manipulatif untuk memanfaatkan kelemahan korban.
Dengan adanya rekonstruksi ini, diharapkan proses hukum dapat berjalan transparan dan adil.
Baca juga: Sering ke Penginapan, Agus Buntung Baca Mantra untuk Mengancam, Korban Melawan Pakai Ayat Kursi
Seperti diketahui, jumlah korban Agus Buntung yang terungkap terus bertambah.
Terakhir jumlah korban Agus Buntung ini menjadi 15 orang.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi Disabilitas Daerah NTB, Joko Jumadi, Jumat (6/12/2024).
"Hari ini kami juga terima kembali ada dua korban yang memberikan informasi tindakan yang dilakukan saudara AG, jadi total ada 15 orang," kata Joko di Mataram.
Dari total 15 korban yang telah melapor ke KDD, tiga di antaranya masih berusia di bawah umur.
Jumlah korban yang telah diperiksa oleh tim penyidik Unit PPA Polda NTB hingga saat ini berjumlah tujuh orang.
"Kalau kemarin 13, ini ada tambahan 2 yang menyampaikan ke KDD, tapi kami menginginkan agar korban-korban itu mau melapor dan di-BAP," tambah Joko.
Baca juga: Muncul Bukti Agus Buntung Coba Goda dan Dekati Wanita di Tengah Kasus Rudapaksa, Lakukan Catcalling
Dua korban baru ini bahkan ada video dugaan pelecehan yang dilampirkan sebagai barang bukti.
Selain rekaman rekaman video, ada pula bukti baru rekaman suara.
Joko juga mengungkapkan bahwa dua korban telah menyerahkan barang bukti kepada polisi, berupa rekaman video dan rekaman suara.
"Jadi satu tadi adalah rekaman video, tetapi tidak ada gambarnya. Yang ini hanya rekaman suara saat saudara AG melakukan proses grooming dan manipulasi," ujarnya.
KDD tengah berkoordinasi secara terintegrasi dengan Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan, serta Dinas Sosial untuk kelanjutan kasus pelecehan seksual yang melibatkan tersangka penyandang disabilitas tuna daksa tersebut.
"Nantinya kasus ini akan terus berjalan dan tahanan rumah tidak akan lagi dipakai.
Kami juga akan memikirkan langkah-langkah berikutnya," tegas Joko.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com