Berita Entertainment

Sindiran Keras Tompi ke Lady Usai Ibu & Sopir Terlibat Aniaya Dokter Koas: Masih Enak Lanjut Kuliah?

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tompi buka suara soal kasus kekerasan yang menimpa Luthfi, dokter koas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri).

TRIBUNJATIM.COM - Penganiayaan yang diterima oleh dokter koas Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya (Unsri) menarik perhatian berbagai pihak.

Tak terkecuali artis. Salah satunya adalah Tompi.

Dokter bedah plastik sekaligus musisi Tanah Air ini turut buka suara.

Dia menyindir keras Lady Aurellia Pramesti yang disebut-sebut menjadi pemicu kekerasan yang menyeret ibu dan sopir pribadinya.

Tak tanggung-tanggung, dia menyarankan Lady berhenti kuliah kedokteran.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Penyesalan Ibu Abaikan Anak Gadis Mengeluh Sakit di Alat Vital, Dokter: Sudah Parah Telat Ditangani

Hidup Lady Aurellia Pramesti berubah, sejak kasus penganiayaan dokter koas oleh sopir pribadi keluarganya, viral.

Sadar betul yang telah terjadi pada dirinya benar-benar membuat malu. Ia kena mental. Kini pilih menyendiri di kamar dan sering menangis.

Dokter Tompi memahami betul yang dirasakan oleh Lady.

Ia menduga Lady sudah pasti tak akan nyaman melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan.

Dan karenanya, dokter Tompi menyarankan Lady keluar dan tak perlu melanjutkan studinya.

"Itu Koas yang bikin ibu dan supirnya terlibat apa masih enak kalo lanjut kuliah? Mending keluar, bukan usaha kantin aja enggak sih?" demikian cuitan Tompi di X, Sabtu (15/12/2024).

Baca juga: Kekayaan Dedy Mandarsyah, Suami Ibu yang Ajak Sopir Pukuli Dokter Koas, Ternyata Kepala BPJN Kalbar

Lady Aurellia Pramesti bahkan sampai menggembok akun Instagramnya karena sudah menanggung malu.

Sopir keluarganya naik pitam dan menghajar Luthfi, dokter koas yang bertanggung jawab mengatur jadwal piket.

Lady juga dokter koas. Dia keberatan dengan jadwal piket akhir tahun sehingga mengajukan protes.

Sri Meilani, ibunda Lady, juga keberatan dengan jadwal piket anaknya, hingga berinisiatif mengajak sopirnya menemui Luthfi agar mengganti jadwal piket. 

Titis Rachmawati, kuasa hukum keluarga Sri Meilani ibunda Lady, mengatakan kliennya prihatin kondisi putrinya kurang istirahat.

Lady, menurut dia, merasa diperlakukan tidak adil dalam jadwal jaga malam. Namun, dia tidak melapor kepada ibunya.

"Tapi ibunya melihat (Lady) kurang istirahat, terkesan stres, ibunya tanya, 'kenapa? kok jaga enggak libur-libur', akhirnya cerita dia (LD)," kata Titis, Jumat (14/12/2024). 

"Ibunya terus tanya siapa ketua nya, boleh nggak saya (ibu Lady) ngobrol," kata Titis.

Lady, lanjut dia, sempat melarang ibunya untuk bertemu Luthfi.

Namun, Sri Meilani berinisiatif untuk berdiskusi dengan Luthfi mengenai jadwal jaga.

"Sebenarnya anaknya sih keberatan, enggak usahlah, ini bukan urusan biarin aja," ungkapnya.

Menurut Titis, ibu Lady menemui Luthfi tanpa sepengetahuan putrinya.

Baca juga: Jadwal Piket di Rumah Sakit saat Libur Nataru Diributkan, Dokter Koas Malah Babak Belur Dianiaya

"Nah tapi kemudian tanpa sepengetahuan anaknya, ibunya berinisiatif dan menemuilah si ketua koas itu, ini dilakukan karena mungkin komunikasi antara anak itu kurang tersambung," papar Titis. 

Sri Meilani, sang suami Dedy Mandarsyah, dan Lady putri mereka, merasa syok lantaran jadi sorotan publik, setelah sopirnya melakukan penganiayaan terhadap Luthfi. 

"Ibunya merasa bersalah, karena inisiatif mau menemui korban tanpa sepengetahuan anaknya, muncul masalah ini," kata Titis, Sabtu (14/12/2024).

Tak hanya ibunya yang merasa bersalah. Lady juga setali tiga uang.

"Bukan menyendiri lagi, dua-duanya lebih sering menangis. Masih syok betul, semuanya syok," katanya.

Sementara polisi mengusut kasus penganiayaan tersebut.

Fadilla alias Datuk, sopir yang melakukan penganiayaan terhadap dokter koas sudah ditetapkan tersangka dan ditahan di Polda.

Titis juga memastikan keluarga LD siap bertanggung jawab dan akan menanggung seluruh biaya pengobatan. 

"Saya datang ke sini (Mapolda Sumsel) membawa (DT) baik-baik, memohon maaf, dan bertanggung jawab menemui keluarga korban. Kita akan sebijak mungkin semuanya, anak-anak kita. Dengan kondisi seperti ini, LD juga terganggu kejiwaannya dengan kondisi yang sudah dipelintir-pelintir," kata Titis.

Titis menegaskan bahwa kekerasan dalam dunia pendidikan, terutama terhadap calon dokter, tidak dapat dibenarkan. 

Namun, ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi karena emosi sesaat yang memicu tindakan penganiayaan oleh DT terhadap Luthfi. 

Meski begitu, sebagai kuasa hukum, Titis akan berupaya mencari jalan damai antara kedua belah pihak.

"Kita akan upayakan mediasi dan bertanggung jawab atas pembiayaan pengobatan. Kita juga akan menemui dekan dan kaprodi untuk meminimalisir masalah ini agar tidak melebar terlalu jauh," ujarnya. 

Hingga Jumat sore, DT masih menjalani pemeriksaan di ruang penyidik Subdit 3 Jatanras Polda Sumatera Selatan.

Dokter Koas FK Unsri dianiaya oleh pria berbaju merah di cafe di Kota Palembang. (Tribun Sumsel)

Baca juga: Rektor Unhas Minta Perselingkuhan Ibu Bhayangkari dan Mahasiwa Tak Dibesarkan, KDL di-DO? Kasihan

Diberitakan sebelumnya, heboh dokter muda atau koas di Palembang dianiaya.

Dalam narasi yang beredar, dokter koas tersebut dianiaya karena ribut soal pembagian jadwal.

Video berdurasi 52 detik beredar di media sosial, nampak pria berbaju merah memukuli korban.

Korban diketahui sudah tiga kali ganti jadwal jaga, karena tidak pernah puas. 

Dijelaskan juga dalam chat yang beredar, sebelum kejadian pemukulan, korban pulang dari jadwal jaga stase anak pukul 16.00 WIB, karena dapat telepon dari ibu mahasiswi.

Korban bersama kedua teman koasnya akhirnya menemui mahasiswi dan ibunya membahas soal jadwal jaga.

Kemudian, korban dan kedua temannya dianggap tidak merespons atau menyepelekan perkataan ibu mahasiswi.

Singkat cerita sopir keluarga mahasiswi itu naik pitam hingga langsung melakukan aksi penganiyaan.

"Mangkanya dek ngomong baik baik-baik," kata ibu mahasiswi.

"Kami sudah baik-baik," ujar korban.

"Baik-baik apa kau," seru pria baju merah langsung menghajar korban.

Sampai akhirnya terjadi tindak penganiayaan seperti yang ada di video viral. 

"Kawan koass cewek 1 lagi sempat merekam adegan penganiyaan, sempat disuruh hapus video tapi sudah sempat terkirim ke teman koas lain," bunyi pesan tersebut.

Disebutkan bahwa ibu mahasiswi koas itu diduga sempat mengintimidasi korban.

"Brpa tlp masuk ibu ini minta bertemu sempat direkam, kalimat2 mengintimidasi banyak wil direkam saat di TKP," tandasnya.

Kepala Divisi Humas Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah, Yulis mengatakan jika kedua mahasiswa koas yang berselisih sedang melaksanakan praktik di tempatnya.

Yulis pun membenarkan jika dokter koas saat ini tengah melaksanakan praktik di RSUD Siti Fatimah.

"Kami membenarkan kalau RSUD Siti Fatimah menjadi tempat kedua mahasiswa koas tersebut melaksanakan praktik. Tapi peristiwa yang terjadi itu di luar lingkungan rumah sakit," kata Yulis.

Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka lebam di pelipis sebelah kiri, kemudian lebam dibagian mata merah akibat penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor.


----- 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Berita Terkini