Berita Viral

Terungkap Nasib Bocah SD Dikeluarkan dari Sekolah, Protes Hadiah Menang Lomba Dipotong Rp 2 Juta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral seorang bocah SD dikeluarkan dari sekolah seusai orangtuanya protes hadiah menang lomba dipotong Rp 2 juta.

"Tapi kan gak kayak gitu juga caranya, dia (kepala sekolah) tak terima langsung berkelit-kelit jadi langsung saya karena bentuk kecewa tadi jadi saya memang ada bilang kalimat saya tidak ikhlas ini saya tidak ridho saya minta uang dikembalikan kepada saya, nah besoknya anak saya ini dipindahkan dia," jelas orangtua JS.

Viral seorang bocah SD dikeluarkan dari sekolah seusai orangtuanya protes hadiah menang lomba dipotong Rp 2 juta. (Tribun Medan)

Baca juga: SMPN 4 Kota Kediri Masuk 3 Besar Lomba Sekolah Moderasi Beragama Jatim, Zanariah Beri Apresiasi

Menurut informasi yang bereda, JS memang dari dulu kerap mengikuti lomba dan mendapatkan juara.

Diungkapkan orangtua JS, jika dulu setiap JS mendapatkan hadiah lomba tak ada pemotongan dari pihak sekolah.

Rupanya semenjak kepala sekolah yang baru, hadiah lomba dipotong oleh pihak sekolah.

Sementara itu di negara lain, seorang wanita justru menang Rp 22 juta karena 8 jam tak main ponsel.

Wanita China itu mengikuti kompetensi di sebuah pusat perbelanjaan di kota Chongqing pada 29 November 2024.

Cerita kemenangannya pun viral di media sosial.

Diketahui, dalam kompetisi tersebut, sepuluh kontestan, yang dipilih dari 100 pelamar, diundang untuk berpartisipasi dengan aturan yang ketat.

Mereka harus menghabiskan waktu mereka di tempat tidur yang telah disediakan.

Tak hanya itu, mereka juga diharuksna tidur tanpa ponsel dan perangkat elektronik lainnya, seperti iPad dan laptop, yang telah diserahkan sebelumnya. 

Satu-satunya pengecualian adalah ponsel jadul yang hanya bisa digunakan untuk panggilan darurat.

Baca juga: Akhir Nasib Guru di Malang yang Dilaporkan ke Polisi Usai Tampar Murid yang Mengumpat

Selain itu, peserta hanya diperbolehkan keluar dari tempat tidur untuk ke toilet, dengan batas waktu maksimal lima menit setiap kali.

Peserta diharuskan untuk tidak tertidur lelap dan harus menjaga tingkat kecemasan mereka tetap rendah.

Mereka mengenakan tali pergelangan tangan untuk memantau kualitas tidur dan tingkat kecemasan mereka.

Untuk menjaga energi, makanan dan minuman disediakan, dan peserta harus mengonsumsinya di tempat tidur.

Halaman
123

Berita Terkini