Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Jawa Timur mencatat ada 600 kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) selama 2024.
Kepala Dinkes Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan jika diakumulasi sejak 2002, total ada 8000 pasien terjangkit HIV-AIDS. kasus tersebut terbanyak ketiga di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Sidoarjo.
“Jumlah tersebut merupakan data kumulatif sejak tahun 2002. Tetapi memang setiap tahunnya terus meningkat,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).
Menurutnya, tambahan 600 orang penyintas HIV-AIDS (ODHA) tahun ini bukan untuk dibanggakan. Sebab kemungkinan, pasien yang tidak terdeteksi jumlahnya lebih banyak.
Baca juga: Musim Hujan, KAI Daop 9 Jember Sediakan Pengering Payung untuk Kenyamanan Penumpang
“Kalau tidak segera ditemukan, ini ibarat fenomena gunung es. Apa yang terlihat hanya sedikit padahal jumlah di bawahnya lebih banyak,” ucap dr Hendro.
dr Hendro mengaku, diperlukan penanganan yang lebih intensif untuk pencegahan. Supaya rantai penyebaran virus ini bisa segera dipangkas.
“Ini bukan hal mudah. Kami bersama tim berupaya menemukan pasien, serta memberikan pengobatan. Agar penularan virus bisa dikendalikan,” tambahnya.
Namun, dr Hendro tidak merinci kantong-kantong penyebaran HIV-AIDS di Jember tersebut. Dia mengaku masih fokus pada pengobatan pasien.
“Banyaknya kasus menunjukkan bahwa upaya menemukan ODHA dilakukan secara serius. Ini langkah penting agar penyebaran bisa ditekan,” ulasnya.
Baca juga: Wajah Baru Alun-alun Jember, Resmi Dibuka untuk Umum, Dilengkapi Videotron Megah
Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jember, dr Rita Wahyuningsih menambahkan, pasien termuda yang terinfeksi HIV-AIDS adalah remaja umur 15 tahun
“Pasien termuda yang ditemukan berusia 15 tahun. Namun kebanyakan ODHA berada pada rentang usia 25-40 tahun,” imbuhnya.