Barang bukti uang palsu senilai Rp500 ribu pun disita.
Kasus pun berkembang hingga akhirnya polisi menggerebek gedung perpustakaan di dalam Kampus UIN Alauddin Makassar yang terletak di Jl Yasin Limpo, Kecamatan Somboapu, Kabupaten Gowa.
Mesin cetak canggih pun disita jadi salah satu barang bukti.
Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan, uang palsu yang dicetak dalam pecahan seratus ribu rupiah emisi keluaran terbaru ini sulit terdeteksi alat X-Ray.
Baca juga: Sebulan Digaji Rp10 Juta, Andi Ibrahim Kepala Perpus UIN Makassar Nekat Cetak Uang Palsu di Kampus
Ia menuturkan, pengungkapan sindikat uang palsu ini cukup menantang karena harus melibatkan beberapa bank milik pemerintah dan swasta.
Pasalnya uang palsu yang dicetak terbilang cukup canggih dan sulit terdeteksi.
"Pengembangan ini kami harus melibatkan beberapa bank karena uang palsu yang dicetak terbilang canggih,"
"Kami juga harus bekerja sama dengan salah satu kampus negeri di Kabupaten Gowa, sebab uang palsu ini diproduksi di dalam kampus," jelas Reonald Simanjuntak, dikutip dari Kompas.com via Tribunnews.
AKBP Reonald Simanjuntak juga menuturkan bahwa pihaknya telah meringkus 15 orang.
Sembilan di antaranya telah ditahan di Polres Gowa, sementara lima pelaku lainnya dalam perjalanan dari Mamuju, Sulawesi Barat.
Sementara satu orang perjalanan dari Wajo, Sulsel.
"Sudah 15 tersangka ditangkap. Sembilan sudah kami lakukan penahanan, lima dalam perjalanan dari Mamuju, satu perjalanan dari Wajo," jelasnya, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Ia juga menuturkan bahwa tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.
"Mungkin masih ada lagi tersangka lanjutannya. Kami minta sabar dulu masih kami kembangkan," jelasnya.
Sementara itu, inilah sepak terjang Andi Ibrahim, melansir dari TribunTimur.