Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jenazah Suparman (58) tukang becak yang tewas setelah ditabrak mobil Honda HR-V di Jalan Basuki Rahmat, Genteng, Surabaya, Kamis (2/1/2025) disemayamkan di rumahnya Jalan Kedung Anyar, Sawahan, Surabaya.
Rumahnya terbilang sederhana. Luasnya mungkin sekitar 5 m x 4 m.
Bangunan kontrakan seluas itu, sudah mencakup ruang tamu, ruang keluarga dan ruang tidur untuk Suparman, istrinya Marsimah (43) dan anak semata wayang mereka, DK (12).
Lokasinya, paling ujung dari gang kontrakan deretan tersebut. Agak tersembunyi.
Bahkan, rumah Suparman dan keluarga kecilnya itu, nyaris berhadapan langsung dengan dua kamar mandi umum yang disediakan pihak kelurahan setempat.
Lebar pintu rumahnya cuma dua depa tangan orang dewasa.
Sedangkan jalanan akses utama untuk keluar masuk rumah tersebut, memiliki lebar sekitar tiga meter. Itupun hanya bisa dilewati dengan jalan kaki.
Pukul 16.30 WIB, jenazah Suparman baru tiba di rumah.
Marsimah terus menerus menyeka air mata yang membasahi kedua pipinya menggunakan ujung kain kerudung merah yang dikenakannya selama menatap kedatangan jenazah sang suami di rumah duka.
Rumah mungil tersebut sejak siang sudah 'disetting' khusus agar dapat menjadi tempat persemayaman sementara sang suami untuk disalatkan.
Jenazah dibaringkan di atas dipan pendek setinggi pinggang orang dewasa pada bagian sisi barat bangunan rumah tersebut, yang telah dilapisi oleh anyaman tikar berwarna cokelat.
Tak mengapa meskipun sempit, setidaknya jenazah sang suami bisa disalatkan oleh beberapa kerabat dan modin sesuai syariat Islam.
Baca juga: Kecelakaan Maut di Surabaya, Mobil Honda HR-V Tabrak Becak dan Motor, Satu Orang Tewas
Tatapan yang tak kalah dingin dan lunglai juga tampak dari wajah DK, anak semata wayang Suparman.
Mengenakan kaus oblong warna merah dan bersarung motif kotak-kotak warna putih, bocah kelas enam SD itu, begitu khusyuk mengikuti panduan salat jamaah yang dipimpin modin.
DK mengaku tak memiliki firasat apapun yang menandai kepergian sang ayah. Tak ada mimpi ataupun ucapan dari sang ayah yang terbilang aneh sebagai petanda pamit dari dunia.
Yang dipikirkannya cuma satu sebagai wasiat dari sang ayah. Bahwa ia harus menggapai cita-cita sebagai abdi negara, entah polisi atau TNI saat dewasa kelak.
"Gak ada firasat apa-apa. Bapak orangnya suka bercanda. Bapak nyuruh saya bisa berguna, iya jadi polisi atau tentara," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka, sebelum proses salat jenazah dimulai.
Sementara itu, istri Suparman, Marsimah mengatakan, semasa hidup suaminya tak memiliki harapan yang terlalu muluk-muluk terhadap masa depan sang anak.
Asalkan menjadi orang yang berbakti pada orangtua, agama dan berguna terhadap orang lain, terlebih-lebih bangsa dan negara, bagi Marsimah itu sudah cukup.
"Cita-cita kepada anaknya, ya bilang, 'jadi polisi atau TNI,' pokoknya yang membela, dan bisa jadi kebaikan," ujar Marsimah saat ditemui TribunJatim.com di rumah duka.
Suparman merupakan satu satunya tulang punggung keluarga kecilnya.
Penghasilan sebagai tukang becak yang ditekuni sang suami sejak 35 tahun lalu, adalah sumber penghidupannya selama ini.
Marsimah sebenarnya ingin membantu sang suami untuk bekerja. Serabutan tak mengapa. Asalkan bisa menambah sedikit-sedikit biaya kebutuhan dapur, sekolah sang anak dan sewa tempat tinggal.
Tapi apa mau dikata, Marsimah mengalami kekurangan dari segi penglihatan.
Kondisi kesehatan pandangan matanya selama beberapa tahun belakangan semakin menurun.
Ia sama sekali tidak bisa melihat jelas raut dan ekspresi wajah orang-orang yang sedang diajaknya berbicara. Apalagi beraktivitas agak berat dan bekerja di luaran sana.
Kini, Marsimah berharap kepada pihak kepolisian untuk bisa memberikan hukuman tegas kepada sopir.
Selain itu, ia juga berharap kepada pihak sopir untuk bertanggung jawab secara sosial kepada keluarganya.
"Iya (diserahkan ke polisi urusannya). Dan tanggung jawab, karena saya ini enggak bisa bekerja. Mata saya lihat sampean (anda) aja, mukanya halus. Tulang punggung keluarga, ayahnya," pungkasnya.
Setelah rampung disalatkan, jenazah Suparman dibawa menggunakan ambulans dan diantar oleh warga sekitar untuk dimakamkan di TPU Tembok Dukuh, Surabaya.
Sekadar diketahui, kecelakaan di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, menyebabkan satu orang korban tewas. Yakni pengayuh becak, laki-laki bernama Suparman atau S (58) warga Kedunganyar, Sawahan, Surabaya.
Suparman meninggal dunia dengan luka parah hampir di sekujur tubuh.
Terutama pada anggota tubuh gerak bagian bawah.
Kaki kanannya putus karena luka parah akibat tabrakan.
Selain itu, ada juga korban luka dua orang, di antaranya pemotor ojek online Honda Vario S-2780-OS yang membawa penumpang.
Pengendara motor, pria berinisial MI (61) mengalami luka parut kaki dan tangan kanan.
Lalu penumpangnya, T (31) mengalami memar pipi kiri, parut tangan dan kaki kanan.
Menurut saksi warga berinisial MZ, mobil Honda HR-V yang dikemudikan AZ (30) warga Sampang, Jatim, melaju dari arah selatan kawasan Wonokromo menuju ke utara kawasan Tegalsari, Surabaya.
Setibanya di depan bangunan Bank Jatim, mobil Honda HR-V tersebut menabrak Korban S yang sedang mengayuh becaknya di lajur paling kiri dekat trotoar jalan.
Diduga lantaran panik, sesaat setelah menabrak pengendara becak, mobil Honda HR-V langsung berbelok ke sisi kanan jalan, namun malah menabrak pemotor yang berboncengan dua orang.
Dua orang berboncengan motor itu terpental, namun bodi motor tertabrak, lalu tersangkut dan terseret laju mobil Honda HR-V.
Bodi motor terseret laju mobil HR-V si penabrak sejauh 50 meter dan berhenti tepat di depan pagar bangunan hotel bersebelahan sisi kiri Gedung Bank Jatim.
"Mobil nabrak becak dulu di sisi kiri. Becak di sisi kiri, bukan sedang menyeberang. Habis nabrak, belok ke kanan dan nabrak motor. Terseret sampai depan sini. Jaraknya segituan mungkin (50 meter). Kakinya tukang becak, iya (lepas)," ujar MZ saat ditemui TribunJatim.com di dekat lokasi kejadian.
Mengenai kondisi pengemudi mobil sesaat terjadi kecelakaan, MZ mengungkapkan, pengemudi merupakan laki-laki dewasa dengan usia terbilang muda.
Tampak juga seorang penumpang perempuan duduk di samping kiri pengemudi.
Kondisi sopir AZ syok saat keluar dari mobil dan berupaya menolong beberapa korban.
Namun, ia tak mengetahui pasti penyebab mobil si penabrak bermanuver di ruas jalan tersebut hingga mengakibatkan kecelakaan.
"Masih muda. Sama perempuan, penumpangnya. Iya 2 orang aja di mobil. Saya enggak tahu sebabnya. Tapi kayaknya syok mereka," pungkasnya.
Hal senada juga disampaikan, saksi warga FF
Pria bertopi itu, membenarkan adanya kecelakaan parah yang melibatkan mobil, tukang becak dan pemotor di ruas jalan tersebut.
Kondisi si pengendara tukang becak mengalami luka parah pada bagian kaki kanan hingga kondisi terputus.
"Kejadian pagi tadi. Tukang becaknya yang parah, sampai meninggal dunia. Kakinya sampai lepas," ujar saksi FF saat ditemui TribunJatim.com di lokasi.