Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Peternak sapi di Kota Blitar merasa khawatir dengan meningkatnya kembali kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di awal tahun 2025 ini.
Peternak harus benar-benar menjaga kesehatan sapi agar tidak tertular penyakit mulut dan kuku.
Sepeti yang dilakukan Suheri Efendi (36), peternak sapi asal Kelurahan Plosokerep, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Suheri mengaku sempat khawatir dengan meningkatkan kembali kasus PMK di awal tahun ini.
"Sempat khawatir. Paling penting, untuk mencegah penularan, peternak harus menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan terjamin yang bernutrisi agar sapi tetap fit," kata Suheri, Sabtu (11/1/2025).
Baca juga: DKPP Kota Kediri Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Pasar Hewan, Cegah Wabah PMK Merebak
Selain menjaga kebersihan kandang dan memberi pakan bernutrisi, Suheri juga memberikan jamu empon-empon seperti kunir dan temulawak kepada sapinya.
Ia rutin memberikan jamu empon-empon seminggu dua kali kepada sapinya.
Ia mencampur jamu empon-empon dengan air, konsentrat, dan garam untuk diminumkan ke sapi.
Baca juga: Bangkai Sapi di Pinggir Jalan Sampang Gegerkan Warga, Pemeriksaan Awal Bukan Terjangkit PMK
"Pemberian jamu empon-empon ini untuk menjaga daya tahan tubuh sapi tetap bagus," ujarnya.
Suheri mengatakan, semua sapi miliknya juga sudah divaksin PMK. Menurutnya, vaksin juga memperkuat kekebalan kesehatan sapi dari penyakit.
"Ternyata pemberian vaksin juga sangat berpengaruh untuk kekebalan kesehatan sapi. Sapi saya ada sembilan ekor, semua sudah divaksin dan alhamdulillah semua sehat," katanya.
Baca juga: Jadi Korban Tabrak Lari, Pemotor di Kota Blitar Tertabrak Truk Gandeng, Tewas di TKP
Berdampak pada Penjualan
Dikatakan Suheri, kasus PMK berdampak terhadap penjualan sapi. Munculnya wabah PMK, membuat peternak kesulitan menjual sapi.
Suheri biasanya mudah menjual sapi usia 3 bukan sampai 5 bulan. Ia menjual sapi lewat media sosial.