TRIBUNJATIM.COM - Kontrak kerjanya sebagai anggota Damkar Depok tidak diperpanjang, Sandi Butar Butar curhat kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.
Ditemani pengacaranya, Deolipa Yumara, Sandi Butar Butar menemui Dedi Mulyadi di kediamannya Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.
Sandi Butar Butar dan Deolipa Yumara pun diterima langsung oleh Dedi Mulyadi.
Baca juga: Proyek Masjid Ide Ridwan Kamil Kini Mangkrak, Dulu Warga sampai Galang Dana, Struktur Dievaluasi
Sandi bercerita awal mula dirinya bisa bekerja sebagai petugas pemadam kebakaran.
Mulanya ia sempat bekerja sebagai wartawan infotainment setelah lulus kuliah jurusan advertising.
Saat dirinya menganggur, temannya memberikan informasi mengenai lowongan pekerjaan sebagai anggota Damkar Depok.
Lalu ia pun mencoba melamar sebagai anggota Damkar Depok hingga diterima.
Sandi menuturkan, dirinya memiliki kemampuan bela diri pencak silat.
Pada awal bertugas, Sandi mengaku sebagai pribadi yang pendiam.
Sandi mengaku sempat menjadi korban perundungan atau bullying saat awal menjadi anggota Damkar Depok.
"Saya jadi korban bully. Karena memang waktu itu kan penerimaan saya jujur semua nih," kata Sandi kepada Dedi Mulyadi.
"Penerimaan honorer itu kan bawaan banyak, oh anak pejabat," imbuhnya, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (14/1/2025).
"Saya diam, saya mikir kan, cuma gua bukan bawaan siapa-siapa. Ya saya ngerasain gitu, bahkan ada teman juga yang udah minta maaf, celana saya didodorin, saya diam," ceritanya.
"Kaki saya ditendang, sampai saya pernah saya apel baret saya diambil, saya disuruh push up, ya saya diam gitu," sambungnya.
Selain itu, Sandi menyebutkan, awalnya digaji Rp1.125.000, lalu gajinya dipotong Rp400 ribu.