Bahkan Bripka Seladi kini memiliki gudang sampah di Jalan Dr Wahidin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, tak jauh dari tempat ia bertugas.
Baca juga: Sosok Polisi Bhabinkamtibmas yang Rumahnya Meledak di Mojokerto, Singgung Soal Reparasi Elektronik
"Saya tidak pernah merasa rendah diri meskipun setiap hari berurusan dengan sampah. Ini pekerjaan halal, dan saya ikhlas melakukannya," kata Bripka Seladi.
Pendapatan dari hasil memilah sampah ini sekitar Rp25.000 hingga Rp50.000 per hari.
Bripka Seladi memulai aktivitas memulungnya delapan tahun lalu.
Awalnya, ia mengumpulkan sampah dengan sepeda ontel, memilahnya, dan menjualnya untuk mendapatkan tambahan penghasilan.
Apa yang dilakukan Bripka Seladi pun mengundang banyak perhatian masyarakat di dunia maya.
Masyarakat berharap, baik Kapolri dan Kapolda dapat memberikan apresiasi kepada Bripka Seladi atas komitmennya menjadi polisi yang jujur.
Kesederhanaan Bripka Seladi memang tak membuatnya tergoda untuk memanfaatkan posisinya.
Ia tegas menolak gratifikasi dalam bentuk apapun, termasuk uang atau hadiah dari pemohon SIM.
Prinsip ini juga diajarkan kepada keluarganya.
"Kalau ada yang mencoba memberi sesuatu, saya suruh anak saya untuk mengembalikan."
"Saya tidak mau uang itu, karena hidup saya harus bersih," tegas Seladi.
Kini ia mengelola gudang sampah yang melibatkan anaknya, Rizal Dimas, dan beberapa rekan.
Bagi anaknya, Rizal Dimas, pekerjaan memilah sampah bersama sang ayah adalah pengalaman berharga.
Meski sering menghadapi cibiran, Rizal tetap bangga dengan prinsip hidup ayahnya.