Selain itu, curah hujan sebelum kebakaran dapat menyebabkan banyak tumbuhnya vegetasi, yang kemudian menjadi bahan bakar potensial.
“Kemudian kita memasuki periode cuaca yang lebih kering, dan kemudian vegetasi tersebut mengering dengan sangat cepat, dan jumlahnya semakin banyak. Jadi, kita dapat membuat lebih banyak bahan bakar.”
Hal inilah yang membuat api sudah padam.
2. Lanskap perbukitan
Lanskap perbukitan di sekitar Los Angeles juga meningkatkan risiko kebakaran hutan cepat meluas.
“Kebakaran akan menyebar dengan sangat cepat ke arah bukit,” kata Hadden.
"Fitur geografis seperti ngarai, jurang, hal-hal semacam ini, dapat menciptakan perilaku kebakaran yang sangat ekstrem, yang menantang bagi siapa pun untuk memadamkan api."
Topografi ini tidak hanya meningkatkan risiko penyebaran api, namun juga mempersulit evakuasi.
Di kawasan Palisades, jalan-jalan sempit di lereng bukit menimbulkan tantangan tambahan bagi orang-orang yang mencoba untuk mengungsi menyelamatkan diri.
3. Angin Santa Ana
Kebakaran juga diperparah oleh angin topan yang kuat.
Angin kencang ini mendorong api yang berawal dari lereng pegunungan di sebelah barat Los Angeles menjadi api yang bergerak cepat, yang menyebar melalui vegetasi yang sudah kering hingga melanda lingkungan Pacific Palisades dekat Santa Monica.
“Yang membuat kebakaran ini begitu luar biasa adalah kecepatan angin yang datang dari pusat Gurun California,” ujar Hadden.
Angin ini dikenal sebagai angin Santa Ana atau Fohn, dan dapat menyebabkan kebakaran hutan meluas dan tidak menentu.
"Angin tersebut sangat, sangat kering. Anginnya bergerak sangat, sangat cepat, sehingga begitu terjadi kebakaran, sangat mudah bagi api untuk bertahan dan kemudian membesar dan menyebar dengan sangat, sangat cepat," kata Hadden yang juga mengatakan kecepatan angin yang dilaporkan mencapai lebih dari 100mph (160 km/jam).
-----
Artikel ini telah tayang di Grid.id
Berita Jatim dan berita viral lainnya.