"Saya tidak spesifik menyebut siapapun," tegasnya.
Namun, menurut guru yang sudah mengajar sejak tahun 2017 ini, pelaku beranggapan bahwa pernyataan tersebut ditujukan kepada dirinya.
"Setelah mencegat saya, pelaku bertanya dengan nada tinggi, bahkan marah-marah," ungkapnya.
Tidak lama kemudian, pelaku mengeluarkan sebilah pedang dan dihunuskan kepada guru fisika dan biologi ini. Pedang tersebut sempat ditempelkan ke kepala dan pipi korban.
"Kedua pipi saya sempat diiris dengan pedangnya (pelaku), untung tidak luka," ujarnya.
Melihat emosi pelaku yang tidak terkendali, korban turun dan menjauh dari motornya sekitar 15 meter.
Dari kejauhan, pelaku terlihat berkali-kali menebas motor korban dengan pedangnya.
Warga dan sejumlah siswa di tempat korban mengajar, sempat berada di lokasi kejadian. Namun mereka tidak bisa berbuat apapun.
"Setelah itu saya menuju ke rumah kepala desa. Tapi kades tidak ada, katanya sedang berobat. Saya hanya ditemui tukang masaknya (kades)," ujarnya.
Karena tidak bertemu dengan kepala desa, korban berinisiatif untuk pulang dan menenangkan diri.
Beberapa saat setelah tiba di rumah, korban mendapatkan informasi bahwa motornya sudah hangus terbakar.
"Ada voice note yang diterima oleh kerabat, dan juga beredar video motor (saya) sudah bakar," ujarnya.
Pada Senin malam (13/1/2025) korban bersama kerabatnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kangean.
Setelah melapor, korban segera pulang karena masih tramua dengan pengancaman dan pembakaran motor tersebut.
"Saat melapor saya masih trauma, Mas. Terbayang kengerian diancam dan motor saya dibakar," kata Nurdin.
Nurdin berharap peristiwa yang telah mengancam nyawa dan menyebabkan kerugian materiil tersebut segera ditangani oleh pihak kepolisian.
Namun hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan apapun. "Ini adalah kejadin pertama kali, Mas. Saya sangat trauma," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com