Berita Viral

Siswa SD Terlantar Nyaris 1 Bulan Tak Belajar, Bongkar Kelakuan Malas Guru: Tidak Ada Mereka

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siswa SD di Nias ungkap kondisi sekolahnya yang tak ada guru

TRIBUNJATIM.COM - Aksi siswa SD Negeri di wilayah Nias, Sumatera Utara, belakangan viral di media sosial.

Pasalnya, siswa SD tersebut tak tanggung-tanggung membongkar keburukan guru mereka.

Curahan hati mereka pun jadi sorotan dan menuai perhatian publik.

Baca juga: Masjid di Rumah Dinasnya Disebut Tak Boleh Dipakai Pengajian, Bobby Nasution Heran: Belum Bisa Masuk

Adapun sekolah tersebut adalah SDN No 078481 Ulunaai Hiligoo Laowo Hilimbaruzo Idanogawo, Kabupaten Nias, Sumut.

Dalam video yang dibagikan akun TikTok @risman_lase_, terlihat seorang siswa SD merekam suasana di SDN tersebut.

Lewat video singkat, para siswa terlihat membagikan kondisi sekolah yang sepi lantaran tak dihadiri satu pun guru.

Sekolah yang masih beralaskan tanah tersebut terlihat hanya dihuni beberapa murid saja.

Di sekolah tersebut cuma ada beberapa murid berseragam merah putih.

Mereka menampakkan wajah sedih lantaran tak ada kegiatan belajar mengajar.

Kendati demikian, para murid tetap bersemangat pergi sekolah.

Diungkap sang murid, para guru sudah lama tidak datang ke sekolah.

"Halo bapak, ibu, ini sekolah, ini keadaan gurunya, tidak ada, gurunya sama sekali tidak ada," ungkap sang siswa SD perekam.

Bergerak ke arah ruangan sebelah ruang kelas, sang siswa memperlihatkan kondisi ruang guru.

Dalam rekaman tersebut tampak ruang guru tidak ada siapapun.

Viral curhatan seorang siswa SD yang berani membongkar kebobrokan guru, murid di sekolah negeri tersebut terlantar nyaris satu bulan tak belajar (TikTok)

Di ruang guru tersebut hanya terdapat berkas usang yang diletakkan di lemari.

"Ini kantor, gurunya tidak ada sama sekali, satu orang pun," ujar sang siswa.

Sambil merekam, siswa SD tersebut bertanya ke rekannya terkait kondisi sekolah.

Siswa SD tersebut lantas curhat soal keadaan miris kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut yang bak mati suri.

Sebab diakui sang murid, para guru sama sekali tidak pernah datang ke sekolah hampir satu bulan.

"Gimana keadaan guru kalian?" tanya siswa SD.

"Keadaan guru kami tidak ada satu pun, cuma sering-sering tidak ada mereka pun."

"Satu hari aja pun tidak ada, satu pun guru tidak ada," ujar murid yang lainnya.

Baca juga: Alasan Anak Bos Rental Ngamuk dalam Rekonstruksi Kasus Penembakan, Ungkap 2 Kejanggalan Pelaku TNI

Tak hanya itu, sang siswa juga mengurai kebobrokan sang guru.

Yakni para guru hanya datang ke sekolah untuk membunyikan lonceng saja lalu pergi lagi.

Hal itu seolah memberi harapan palsu bagi para murid yang semangat bersekolah.

"Kalau datang guru kan, dipukul lonceng, padahal saya enggak dikasih pelajaran, cuma dipukul lonceng, udah pergi mereka."

"Udah satu bulan aja enggak ada mereka. Senin, Selasa, Rabu tidak ada."

"Sedikit lagi satu bulan, tidak ada mereka. Seperti itu sekolah kami," kata siswa SD.

Baca juga: Diduga Gegara Menu Makan Bergizi Gratis, Puluhan Siswa SD Diare, Guru Juga Kena: Daripada Dibuang

Melalui video singkat tersebut, sang murid juga membagikan kondisi ruang kelas yang berantakan.

Tak seperti sekolah negeri lain di kota-kota besar, SD tersebut tampak dipenuhi debu dengan fasilitas sederhana.

Bahkan papan tulis di sekolah tersebut juga masih menggunakan papan tulis kapur.

Kendati demikian, sekolah tersebut berdiri kokoh dengan atap dan bangunan yang utuh.

"Ini gais, ini anak sekolah. Ini anak sekolahnya tidak ada, karena malas guru," ujar sang siswa SD.

Melihat video miris yang dibagikan siswa SD di Nias tersebut, netizen ramai berkomentar.

Publik ikut prihatin dan miris dengan kondisi para siswa tersebut.

"Inilah keluhan anak SD Nias semoga Bapa presiden kita lebih memperhatikan pulau nias. Lg kasihan pak mereka pengen belajar ,anak Nias jg anak bangsa indonesia"

"Yaahowu de,,, secara pribadi sy ikut prihatin. Semoga guru2nya menyadari akan tgs dan tanggungjawabnya kpd peserta didik. Semangat trs ya"

"Anak pintar. Semoga pemerintah memperhatikan anak didik di sekolah ini"

Peristiwa lainnya, seorang guru honorer tak dapat menahan air mata saat mengungkapkan keluh kesahnya terkait nasibnya sebagai pendidik, juga menjadi sorotan belakangan ini.

Guru honorer bernama Larasati (39) tersebut telah mengabdikan diri selama dua dekade di sekolah dasar (SD).

Namun statusnya masih sebagai guru honorer dengan gaji hanya Rp600 ribu per bulan.

Larasati mengungkapkannya saat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK.

Ia hadir bersama puluhan tenaga pendidik lainnya yang tergabung dalam Paguyuban Guru Tidak Tetap dan Pegawai Tidak Tetap (GTT PTT) di DPRD Demak pada Senin (13/1/2025).

Mereka datang untuk meminta penyelesaian terkait permasalahan pasca pelaksanaan seleksi PPPK guru tahap pertama tahun 2024.

Baca juga: Selebgram Bawa Monyet ke Mall Kesal Ditegur Satpam, Tak Peduli Dihujat: Begini Saja Heboh Sekali

Perasaan campur aduk antara bangga dan pilu menyelimuti Larasati.

Ia mengungkapkan harus bersaing dengan murid-murid yang pernah ia ajar dalam setiap tes.

"Mirisnya, saya setiap tes pasti bersaing dengan murid saya sendiri yang saya jadikan anak yang pintar, anak saya lulus, sedangkan gurunya masih berjuang dan berjuang," kata Larasati.

Padahal ia telah mengajar selama 20 tahun. 

"Kita wiyata, atau mengabdi negara tidak hanya setahun dua tahun, bahkan puluhan tahun," kata Larasati dalam konfirmasinya pada Selasa (14/1/2025).

"Saya sendiri sudah 20 tahun, tapi sampai sekarang belum tercover," lanjutnya.

Para guru honorer yang terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga mengeluhkan tidak mendapatkan formasi berstatus R3 atau tidak lolos dalam seleksi.

"Harapan saya, nanti kita pejuang R3 yang sudah masuk database BKN, bisa dituntaskan di tahun 2025 ini dengan status PPPK penuh waktu," harap Larasati.

Larasati tak kuasa membendung air matanya ketika mengeluhkan nasib guru honorer usai tak lolos seleksi PPPK di DPRD Demak pada Senin (13/1/2025). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Ketua Paguyuban GTT PTT, Agus Maimun menyatakan bahwa ratusan guru berstatus R3 tidak lolos seleksi PPPK tahap pertama.

"Masih tersisa 91 guru Pendidikan Agama Islam (PAI), 192 guru kelas, dan kurang lebih 79 guru teknis yang ada di lingkungan sekolah," kata Agus di kantor DPRD Demak.

Agus juga mengingatkan bahwa keputusan Komite 1 DPD RI bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) serta BKN yang telah disahkan DPR RI pada 2024 menyatakan bahwa semua tenaga non-ASN yang terdaftar di database BKN akan diangkat menjadi ASN PPPK.

Namun Agus menegaskan bahwa pendaftaran tahap kedua tidak dimaksimalkan, sehingga masih banyak guru yang belum mendapatkan formasi.

Ia meminta DPRD Demak untuk menjadi mediator dengan pemerintah daerah dalam memperjuangkan pengangkatan penuh guru honorer yang telah mengikuti seleksi.

"Prioritaskan kepada semua guru honorer yang menjadi peserta seleksi PPPK dan sudah masuk database BKN," tegas Agus.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini