Rudi mengatakan, ia telah memerintahkan sejumlah petugas untuk memasifkan pratoli kawasan agar tidak ada perburuan liar yang dapat mengancam keberlangsungan hidup macan tutul.
"Sejauh ini yang kami dengar laporannya adalah perburuan burung. Kalau macan tutul masih belum ada," katanya.
Rudi juga meyakini kalau macan tutul yang tertangkap kamera tidak akan turun ke permukiman warga.
Macan tutul itu cenderung menghindari manusia.
Dengan kondisi habitat yang seimbang, maka rantai makanan juga diyakini aman.
Sejauh ini, laporan perjumpaan langsung macan tutul dengan masyarakat sekitar belum banyak diterima oleh pihak TNBTS.
Namun, petugas lapangan beberapa kali melihat macan tutul saat patroli.
Hasil sementara menunjukkan mayoritas macan tutul yang terekam di kawasan TNBTS merupakan macan kumbang atau macan tutul melanistik, yakni macan tutul dengan pigmen hitam dominan pada bulunya.
Menurut Rudi, kondisi ini terjadi akibat isolasi populasi dalam jangka waktu lama.
"Isolasi ini mengakibatkan variasi genetik di lanskap TNBTS cukup rendah, karena tidak ada pertambahan genetik dari populasi macan tutul lain. Akibatnya, gen yang meregulasi proses melanisme menjadi dominan, sehingga mayoritas macan tutul di TNBTS berwarna hitam," jelasnya.
Selama ancaman dapat diminimalkan dan pakan mencukupi, macan tutul akan terus berkembang biak.
Namun, untuk memastikan kondisi populasi saat ini, pihaknya tengah melakukan survei luas di seluruh Pulau Jawa melalui program Java Wide Leopard Survey (JWLS).