Terdengar Suara Dentuman Keras, Jembatan Penghubung Antar Desa di Bondowoso Ambles

Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim BPBD, Polsek, Koramil, Dinas BSBK Bondowoso, hingga pemerintah desa saat meninjau jembatan ambles di Desa Dawuhan, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Sabtu (25/1/2025).

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Sebuah jembatan penghubung antar Desa Dawuhan dan Desa Wanisodo, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, ambles akibat air deras, pada Sabtu (25/1/2025). 

Menurut Idris (55), warga Desa Dawuhan, Kecamatan Grujugan, sebelum jembatan ambles, hujan deras terjadi sejak pukul 15.00 WIB.  

Kemudian diikuti dengan derasnya air yang mengalir.  

"Terus jam 5an sore itu ambles," ungkapnya.  

Sandi, warga Desa Dawuhan, mengatakan saat jembatan ambles, terdengar suara dentuman sangat keras.  

"Keras suaranya, seperti suara batu itu. Keras dah," ujarnya.  

Ia menjelaskan, air deras dari gunung ini tak hanya menyebabkan amblesnya jembatan.

Namun, airnya juga membuat banyak sawah terendam air.  

"Sawahnya ada yang sengon, ada padi juga. Airnya membawa material bambu, kayu, ranting," ujar pria yang mengaku berada di sawah saat kejadian. 

Camat Grujugan, Hadi Sarwono mengungkapkan, air deras yang mengalir dari sungai di Gunung Argopuro dan beberapa desa di atasnya hingga membawa material bambu membuat air sempat setinggi jembatan.  

Baca juga: Hujan Deras Guyur Kaki Gunung Wilis, Berbagai Material Tersangkut di Jembatan Klantur Tulungagung

Hingga akhirnya terjadi ambles di jembatan yang dibangun pada tahun 2013 dengan Dana Desa itu.  

"Air dari arah barat, dari Kabuaran, kemudian dari pegunungan Argopuro salah satunya melewati sungai ini," ujarnya.  

Ia menjelaskan, besok warga dan pemerintah desa serta kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) akan melakukan gotong royong membuat jembatan sementara.  

Karena memang jembatan tersebut merupakan penghubung dua desa.

Sekaligus, menjadi akses jalan utama pendidikan, ekonomi hingga pertanian.  

Plt Kepala Dinas Binamarga, Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Bondowoso, Dadan Kurniawan, mengatakan, perbaikan jembatan desa ini bisa menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT).  

Untuk kebutuhannya diperkirakan mencapai Rp 300 juta.

Karena pembangunan tak hanya jembatan. Namun, juga memerlukan penahan arus.

"Besok untuk perkiraannya kita hitung kembali," terangnya.  

Ditambahkan Kepala Bidang Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana, pihaknya langsung melakukukan asesmen setelah mendapatkan informasi tersebut.  

Hasilnya diketahui ukuran jembatan yang ambles panjangnya 10 meter, lebar 7 meter, dan tinggi 5 meter. 

"Tadi bersyukurnya tak ada masyarakat melintas saat kejadian. Jadi dipastikan tak ada korban jiwa," pungkasnya. 

Berita Terkini