Penelusuran Tribun Jabar, hal itu terjadi di wilayah Kecamatan Cicantayan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, mengatakan, sampah yang diminta diangkut oleh ibu-ibu itu merupakan sampah bekas acara Isra Miraj.
Baca juga: Mbah Ahmad Mulung Sampah Sejak Era Soeharto, Kerja Siang Malam Demi Istri Kanker, Ditolong Polisi
Menurutnya, saat itu pelayanan pengangkutan sampah di jalur itu sudah penuh.
Sehingga, warga meminta sampah diangkut dengan sistem borongan.
"Itu sampah info bekas acara rajaban (Isra Miraj) atau haol, kebetulan di jalur pelayanan tersebut sampah sudah penuh. Jadi warga meminta diangkut/borongan. Jadi supir dengan kru harus ektra perjalanan dua rit," katanya.
Ia mengatakan perjalanan Cisaat ke Tempat Pembuangan Akhir, pulang-pergi 64 kilometer.
Perjalanan ini membutuhkan solar 40 liter, yakni Rp 272.000.
Kemudian dibutuhkan Rp 228.000 untuk biaya 5 pekerja.
"Untuk 5 orang, masing-masing Rp 45.500, kondisi lelah dan cuaca hujan. Jadi yang posting maunya apa," kata Prasetyo dalam keterangannya.
Prasetyo menjelaskan, biaya pelayanan sampah memang seharusnya dibayar oleh dinas.
Namun, sampah yang ingin diangkut dalam video viral itu bukan sampah rumah tangga, sehingga petugas di lapangan harus lembur dan tidak mendapatkan upah dari dinas.
"Seharusnya dinas membiayai pelayanan sampah, dikarenakan untuk BBM terbatas dan tidak ada jatah lembur, alangkah baiknya si pemilik sampah membuang sampahnya sendiri ke TPA karena sampahnya juga tidak biasa (bukan sampah rumah tangga biasa) yang skalanya keluarga," ucap Prasetyo.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com