"Ini jalan akses ekonomi juga jalan sekolah yang musti kita bangun. Alhamdulillah, dengan adanya dana desa ini kita bisa perbaikan jalan," ucapnya.
Lebih lanjut, Hartono mengungkapkan, pembangunan jalan cor tersebut juga dimanfaatkan untuk tanggul laut supaya Desa Tugu tidak tenggelam.
Sebab banjir rob hampir menggenangi seluruh pedukuhan di Desa Tugu dan merusak rumah warga hingga fasilitas umum.
"Hampir menyeluruh tenggelam juga, fasilitas umum yang tadi kita lihat tenggelam juga, jadi kita bertahap untuk membangun," katanya.
Hartono menambahkan, sebagian rumah warga kurang mampu yang terdampak banjir rob juga telah diberi bantuan renovasi rumah.
Dia mencontohkan, terdapat 30 unit rumah yang dianggarkan untuk tahun 2024.
"Bedah rumah karena banyak warga yang datang ke kantor untuk minta, bawah rumahnya itu tenggelam," katanya.
Baca juga: Teriakan Terakhir Ayuni sebelum Ditemukan Tewas Dicor Suaminya Dalam Drum, Edi sempat Beli Semen
Warga setempat, Fathur (35), mengaku senang jalan penghubung Dukuh Dempet ke Bokapayung kembali dibangun.
"Sangat membantu untuk akses jalan ke desa sebelah, untuk akses sekolah, aktivitas warga," ujarnya.
Fathur menyebutkan, Desa Tugu yang sebelumnya bebas dari rob kini juga berdampak abrasi.
Oleh karenanya, ia berharap pembangunan jalan pedukuhan tersebut segera terealisasi untuk meminimalisir terjangan banjir rob.
"Dampak abrasi sangat parah, kalau musim penghujan itu ombaknya sudah sampai di daerah-daerah yang jauh dari laut."
"Tapi ini dengan adanya pembangunan bisa membatasi lah," tandas Fathur.
Hal serupa juga dialami siswa SMA di Pulau Bontu-Bontu yang harus melewati perjuangan tak mudah demi menempuh pendidikan.
Pasalnya anak-anak di Pulau Bontu-Bontu, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, harus seberangi lautan.