Bahkan mereka juga sampai melepas sepatu dan celana saat pergi ke sekolah.
Memang perjalanan yang tidak mudah untuk mencapai SMAN 1 Napabalano di Kabupaten Muna.
Setiap hari, puluhan siswa dari pulau ini harus menyeberangi lautan dengan menaiki perahu.
"Ya, setiap hari kami, anak-anak di sini (Pulau Bontu-Bontu), kalau pergi sekolah harus naik perahu.
Setiap hari menyeberangi laut, baik pergi sekolah maupun pulang sekolah," ungkap seorang pelajar asal Pulau Bontu-Bontu, Ali Sahar, saat ditemui di rumahnya pada Kamis (10/10/2024).
Sebelum menaiki perahu, Ali dan teman-temannya berkumpul terlebih dahulu.
Namun jika air surut, mereka harus melepas sepatu, dan para siswa laki-laki harus membuka celana mereka.
"Ini karena air surut. Kalau air surut, harus lepas sepatu dan celana supaya tidak basah. Lebih suka kalau air laut sedang pasang," katanya.
Setelah melewati pasir, mereka melangkah ke laut dengan air setinggi lutut.
Setelah itu, Ali dan teman-temannya menaiki perahu yang disewa dengan harga sekitar Rp2.000 per siswa.
Perjalanan menyeberangi lautan memakan waktu sekitar 20 menit hingga mereka tiba di Pelabuhan Tampo, Kabupaten Muna.
"Kalau ombaknya keras, kami semua masuk ke dalam tenda perahu. Kalau musim hujan, biasanya kami tidak bisa pergi ke sekolah karena basah," beber Ali lagi.
Setelah tiba di pelabuhan, para siswa ini harus berjalan kaki sekitar 300 meter menuju sekolah mereka.
Meskipun perjalanan yang mereka tempuh sangat berat, semangat untuk bersekolah tetap tinggi.
Ali juga berharap agar pemerintah dapat membangun sekolah SMA di desa tempat tinggalnya.