Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Melihat Tradisi Rasol di Pulau Bawean Gresik, memandikan sapi di laut. Tradisi ini terus dilestarikan warga Desa Bululanjang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Gresik.
Tradisi ini dilakukan ketika memasuki musim tanam padi sudah usai.
Warga Desa Buluanjang berduyun-duyun datang ke tepi pantai untuk menggelar tradisi Rasol. Tradisi memandikan sapi ternak di laut setelah selesai membajak sawah dan menanam padi.
Sebelum puncak tradisi Rasol, warga mengawali dengan melaksanakan doa bersama di setiap dusun masing-masing, dan puncaknya berkumpul di kawasan pantai Bululanjang untuk memandikan sapi ternak di laut.
Baca juga: Bupati Gresik Operasikan Reservoir Baru di Duduksampeyan, Warga Sudah Bisa Nikmati Air Bersih
Warga laki-laki mandi, menaiki, dan memandikan sapi ternaknya. Bahkan, ada beberapa warga perantauan Malasyia juga turut memeriahkan tradisi ini.
Salah satu perantau bernama ibu Hosa, mengaku baru kali ini melihat tradisi Rasol ini. Menurutnya, tradisi rasol ini cukup meriah dan harus dilestarikan
“Saya sendiri sudah lama tidak balik Boyan (Istilah Bawean bagi perantauan Malasyia - Singapura). Tradisi Rasol ini sangat meriah dan harus dilestarikan,” kata Hosa.
Sementara itu, Kepala Desa Bululanjang, Umar mengatakan, tradisi Rasol di desanya merupakan tradisi turun-temurun yang tetap dilestarikan hingga saat ini.
“Tradisi Rasol ini sebagai agenda tahunan di Desa Bululanjang,” ucapnya, Senin (10/2/2025).
Tradisi Rasol ini, lanjut dia, selain memandikan sapi di laut. Tradisi ini juga momentum kebersamaan dan berkumpulnya seluruh warga desa setelah mereka lelah menggarap sawah selama musim tanam, mereka bersama sanak keluarganya berkumpul di kawasan pantai sembari membawa makanan untuk disantap bersama.
Baca juga: Pulang dari Posyandu, Warga di Gresik Syok Pintu Rumah Terbuka dan Kamar Acak-acakan
“Selama musim tanam warga pasti lelah, nah Rasol ini juga sebagai hiburan bagi mereka, berkumpul di pantai sambil melihat sapi dimandikan, warga juga menikmati makanan bersama,” tuturnya.
Sedangkan bagi anak-anak, tradisi Rasol juga dijadikan sebagai ajang bermain sambil mandi di laut dan berseda gurau bersama teman dan kerabat mereka.
Umar menambahkan, Tradisi Rasol bukan hanya sekedar momentum bermain saja, melainkan juga sarat dengan nilai-nilai religius, karena sebelum acara puncak Rasol ini digelar, seluruh warga desanya melaksanakan doa bersama di mushollah masing-masing tiap dusun.
Tradisi Rasol tetap dilestarikan karena didalam Rasol ada nilai-nilai agama yang sangat baik, yaitu bagaimana belajar bersyukur atas semua nikmat yang telah kita terima, dan juga nilai-nilai kebersamaan juga ada dalam tradisi Rasol ini.
“Doa bersama yang dilaksanakan setiap dusun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah diberikan nikmat yang luar biasa, warga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan selamat, mulai darimembajak sawah hingga proses menanam padi juga berjalan dengan lancar,” tambahnya.