Berita Viral

Fakta Polwan Lakukan Kekerasan Anak saat Panggilan Video, Ternyata Ngamuk Gegara Suami Selingkuh

Editor: Olga Mardianita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ISU POLWAN KDRT ANAK - Brigadir D klarifikasi atas dugaan melakukan kekerasan pada anak kandungnya sendiri. Menurut pengakuannya, video yang viral beredar di media sosial terpotong-potong dan tak menunjukkan kejadian seutuhnya.

TRIBUNJATIM.COM - Kekerasan terhadap anak yang diduga dilakukan oleh oknum polisi wanita (polwan) beredar di media sosial.

Dalam video viral, Brigadir D tampak berteriak ke anaknya saat melakukan panggilan video atau video call bersama seorang pria.

Kini, Brigadir D klarifikasi, mengaku menjadi korban pemfitnahan.

Dia mengungkap fakta di balik video viral itu.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Baca juga: Akhir Nasib Briptu Dila Polwan Bakar Suami, Pasrah Divonis 4 Tahun Penjara, Keluarga Korban Kecewa

Sebelumnya, dalam video yang beredar viral di media sosial, seorang pria sedang melakukan video call bersama Brigadir D.

Kemudian, terdengar tangisan anak di dalam panggilan tersebut.

"Jangan kayak gitu, kasihan dia lho," ujar pria tersebut.

Lantas, bagaimana keterangan dari Brigadir D atas video viral itu?

Brigadir D meminta maaf atas viralnya video yang menampilkan wajah serta suara anaknya yang menangis.

"Saya di sini mau mengklarifikasi dan meluruskan serta meminta maaf atas video yang beredar yang menampilkan muka saya dan suara anak saya yang sedang menangis sedang tantrum," ujar Brigadir D dalam video klarifikasi.

Baca juga: Siapa Netty Siagian? Polwan Viral Kritik Mayor Teddy Lupa Daratan, Lulusan Doktor Predikat Cumlaude

POLWAN ANIAYA ANAK - Sebuah video rekaman beredar di media sosial memperlihatkan seorang polwan diduga menganiaya anak kandungnya saat video call dengan seorang pria, kini diselidiki Polda Sumut (17/1/2025). (Tangkapan layar di Instagram dan TikTok)

Brigadir D menyebut, rekaman yang beredar viral itu tidak lah utuh dan sudah diedit.

"Video ini diedit dipotong dan diblur hampir seluruh badan anak saya sehingga oknum-oknum tidak bertanggung jawab menyebarkan video potongan yang menggiring opini masyarakat," katanya.

Atas peristiwa ini, Brigadir D mengaku merasa terancam dan ketakutan.

Kemudian, Brigadir D juga menunjukkan rekaman video yang sebanarnya. 

Ia menjelaskan, dia menghubungi mantan suaminya melalui WhatsApp karena merasa sakit perut dan tidak bisa menggendong anaknya sebelum video itu direkam.

"Kok tega kau, anak ini menangis enggak akan kugendong, aku capek sakit perutku, berjam-jam anak ini nangis," ungkapnya sambil menunjukkan isi chat.

Dia menjelaskan bahwa saat video call, suaminya merekam momen ketika anaknya sedang menangis dan dirinya sedang memasak. 

Brigadir D menjelaskan bahwa anaknya sempat tidak terlihat dalam video dan berusaha mendekati kompor yang menyala. 

"Spontan langsung saya menarik tangannya," katanya.

Baca juga: Siapa Eby Feronica? Polwan Viral Mirip Artis Korea Han So Hee, Foto Momen Naik Pangkat Disoroti

Adapun, kata-kata marah yang terlontar seperti "ku siram kau" di dalam video viral itu ia tunjukkan kepada suaminya yang diduga berselingkuh.

"Maksud saya adalah, kalau misalnya suami saya ada di depan saya dengan perasaan yang sangat marah," tambahnya. 

Dia juga mengungkapkan bahwa selama pernikahannya, dia mengalami banyak penderitaan akibat dugaan perselingkuhan suaminya.

Brigadir D menunjukkan foto dan bukti dugaan penganiayaan yang dialaminya dari suaminya, serta menyatakan bahwa dia telah bercerai dan mendapatkan hak asuh anak.

Di sisi lain, Kasubid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani, menyatakan bahwa klarifikasi Brigadir D adalah sah. 

"Itu klarifikasi dari dia itu, sah-sah saja kalau dia mengklarifikasi video yang beredar sebelumnya yang viral," katanya.

Namun, Siti menambahkan bahwa pihaknya akan menanyakan lebih lanjut kepada Propam Polda Sumut terkait proses tindak lanjut laporan dugaan penganiayaan yang dilaporkan Brigadir D terhadap anaknya. 

Laporan terkait dugaan penganiayaan ini telah tercatat di Bid Propam Polda Sumut dengan nomor LPA/472/XII/2024.

Kisah lainnya, sosok Letkol Rosita menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu.

Dia bercita-cita menjadi polisi wanita di Indonesia namun pupus gegara tinggi badan.

Kini Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste adalah perwira menengah pasukan militer Amerika Serikat.

Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste berasal dari Indonesia.

Ia merupakan wanita berdarah Batak asal Sumatera Utara.

Sekarang bertugas sebagai mekanik di pasukan Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan kanal Youtube VOA Indonesia, Rosita Baptiste mengaku sudah bertugas selama 11 tahun 3 bulan di pasukan AS.

Ia pun mengaku pernah bertugas di berbagai daerah konflik, seperti di Irak.

Bahkan, ia juga pernah bertugas di Kuwait, setelah lulus menjalani sekolah di Jerman.

Baca juga: 70 Tahun Cari Supiah Istrinya, Mbah Amad Mantan Tentara Nangis di Makam, Keluarga: Hanya Bisa Pasrah

PERWIRA TENTARA AS - Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste, perwira militer Amerika Serikat (AS) yang berdarah Batak dan berasal dari Indonesia. Dikutip dari Youtube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025), saat ini ia bertugas sebagai mekanik di pasukan darat Amerika Serikat. (Youtube VOA Indonesia)

Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU jurusan Perdagangan Internasional.

Setelah lulus kuliah, Rosita Aruan sempat bekerja di beberapa perusahaan yang ada di Jakarta.

Namun, pada tahun 2000, ia menikah dengan warga negara Amerika Serikat.

Kebetulan suaminya itu adalah seorang tentara.

Karena tugas suaminya, Rosita Baptiste kemudian ikut ke AS pada September 2000.

Sampai di Negeri Paman Sam tersebut, Rosita sempat ingin bekerja sebagai wartawan.

Kebetulan, ia pernah menjadi wartawan Warta Ekonomi di Indonesia tahun 1997.

"Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka," kata Rosita Aruan, seperti dikutip dari podcast YouTube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025).

Sayangnya, keinginannya itu pun pupus lantaran ia belum punya pengalaman kerja di Indonesia.

Namun hal itu tak membuatnya patah arang.

Baca juga: Dua Tentara Korea Utara Terlanjur Nyaman, Ingin Tinggal di Ukraina Tak Mau Balik ke Negaranya

Rosita Aruan kemudian melamar bekerja di perusahaan makanan cepat saji, Burger King.

Di sana ia bertugas sebagai kasir.

"Jadi kasir selama tiga bulan, dengan gaji 6 dollar 25 sen," ungkap Rosita mengenang pengalamannya.

Selama bekerja sebagai kasir, ia tidak hanya melayani pembeli saja, tapi juga ikut membersihkan meja dan sisa makanan pelanggan.

Bahkan, ia pernah membersihkan WC Burger King, meski dirinya bertugas sebagai kasir.

"Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC," kata Rosita.

Namun, semua hal itu tak membuatnya patah arang.

Rosita tetap bekerja keras, hingga akhirnya ia melihat peluang untuk menjadi tentara AS.

Untuk lolos sebagai tentara AS, Rosita harus dua kali ikut ujian.

Pasalnya, pada ujian pertama ia dinyatakan gagal.

"Kemudian saya tanya berapa lama lagi (bisa ikut ujian kedua). Mereka bilang 30 hari (baru bisa ikut ujian ulang kedua)," kata Rosita.

Selama 30 hari, Rosita Aruan tak henti-hentinya belajar.

Ia kemudian ikut ujian kedua, dan kemudian dinyatakan lolos.

Meski memiliki tinggi badan hanya 149 sentimeter, nyatanya pasukan AS tidak melihat hal itu sebagai masalah besar.

Menurut Rosita, yang dibutuhkan pasukan AS adalah kemampuan yang dimiliki calon pasukannya.

Mereka murni melihat apa kemampuan yang dimiliki calon pasukan, sehingga harus diterima di militer AS.

Berbeda dengan di Indonesia, yang mewajibkan tinggi badan sebagai syarat utama.

"Mereka itu tidak melihat tinggi badan," katanya.

Baca juga: Siswa Nyebrang Laut Tiap Hari Demi Sekolah Biar Bisa Jadi Tentara, Ingin Ada Jembatan di Kampung

Setelah lulus sebagai pasukan AS, Rosita mendapat tiga penawaran untuk penempatan kerja.

Yang pertama sebagai sopir, kedua sebagai montir, dan ketiga sebagai tukang masak atau koki.

"Saya pilihnya mekanik. Padahal saya cewek," kata Rosita tersenyum.

Sejak saat itu, Rosita kemudian disekolahkan hingga ke Jerman.

Ia pun mulai aktif berdinas di militer AS, hingga berangkat berbagai wilayah seperti Kuwait dan Irak.

Dalam podcast tersebut, Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste ternyata pernah bercita-cita ingin jadi polisi wanita (Polwan) di Indonesia.

Namun, karena tinggi badannya tidak mencukupi, Rosita pun mengubur mimpinya.

"Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop," katanya.

Tidak hanya itu, Rosita juga sempat berkeinginan menjadi jaksa.

Namun, masalah tinggi badan menghalanginya untuk menggapai cita-cita tersebut.

"Kan, jaksa di Indonesia harus tinggi tertentu lho. Dengar-dengar begitu," kata Rosita.

Meski mimpinya itu tak terwujud di Indonesia, ibu satu anak ini akhirnya bisa menjadi tentara di Amerika Serikat.

Bahkan, pangkatnya sekarang sudah Letnan Kolonel.

Ia memiliki ratusan pasukan ketika masih aktif berdinas di lapangan.

Selama bertugas sebagai tentara AS, Rosita Aruan punya pengalaman yang tak bisa ia lupakan.

Ketika menjalani pendidikan dan tugas di Irak, ia nyaris terkena tembakan.

Saat itu dirinya berada di sebuah kelas untuk belajar.

Baca juga: 15 Tentara Israel Tewas dan Terluka Akibat Ledakan Ranjau yang Mereka Bawa di Perbatasan Lebanon

Namun, di luar ruangan, terdengar suara rentetan tembakan.

Rosita Baptiste yang hendak memasang plugin laptop kemudian menundukkan kepala.

Di saat bersamaan, peluru melesat melewati kepalanya.

Jika saja Rosita saat itu tidak menunduk, maka kepalanya terkena peluru tersebut.

"Waktu itu blank," katanya, sambil mengenang.

Ia pun pernah ketiduran sambil duduk memegang senjata.

Hal itu dilakukan saat dirinya mendapat tugas untuk berjaga.

Kini, Rosita tak lagi bertugas di wilayah konflik.

Ia sudah ditarik dari lapangan, dan sekarang tengah fokus berdinas biasa dan mengurus keluarga.

----- 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Berita Jatim dan berita viral lainnya.

Berita Terkini