Pihak desa baru melakukan PSN jika di wilayahnya terjadi kasus DBD, terutama yang sampai jatuh korban.
Padahal PSN yang bertujuan membasmi jentik dan telur nyamuk sangat efektif untuk menurunkan angka DBD hingga 75 persen.
Masih menurut Desi, saat ini sejumlah desa mengadakan alat fogging secara mandiri.
Mereka tetap mendapat pendampingan dari puskesmas terdekat, untuk pemilihan obat fogging, dosisnya serta teknis pelaksanaannya.
Sementara hanya ada empat puskesmas yang punya satu mesin fogging, yaitu Puskesmas Ngantru, Ngunut, Pakel dan Kauman.
“Makanya harapan kami ada penambahan anggaran untuk fogging lewat pergeseran anggaran. Saat hearing dengan Komisi C (DPRD Tulungagung), jika diperlukan ditambah lewat pergeseran anggaran,” tandas Desi.
Tahun 2024 lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia karena DBD.
Saat itu, Pemkab Tulungagung mencanangkan PSN massal setiap hari Jumat.
Cara ini efektif, karena angka kasus DBD langsung turun 75 persen.