Sehingga Baco dibawa ke RS Unismuh Muhammadiyah oleh keluarganya.
"Sampai di rumah sakit Unismuh dilakukan tindakan oleh medis, dan setelah itu medis menyampaikan ke kami bahwasanya bapak ini harus dioperasi," katanya.
"Ketika kita bicara masalah dana, ternyata tidak bisa diklaim di BPJS atau Askes, ini dianggap pembiayaan murni umum," imbuh Rusdi.
Karena keluarga korban kekurangan biaya untuk operasi, luka gigitan buaya yang dialami Baco pun dijahit.
"Padahal semestinya butuh perawatan lebih bagus agar supaya yang kami takutkan adalah tulangnya kedua infeksinya."
"Tapi apalah daya, kami keluarga besar yang tidak punya dana untuk melakukan operasi, sehingga kami ambil simpelnya saja bahwa dijahit dan dibawa pulang," jelasnya.
Baca juga: Arnold Poernomo Tak Lagi Jadi Juri MasterChef Indonesia, Masak Nasi Goreng di Depan Rumah Jokowi
Dia menyebut, Baco yang mengaku pawang buaya mengalami lukanya cukup dalam akibat terkaman buaya tersebut.
Akibat gigitan buaya, korban mendapat beberapa lubang di tangan kanannya dan lima luka robekan, bahkan nyaris putus.
Kondisi korban kini terbaring dengan balutan perban di tangan kanannya di rumahnya Samata Kampung Bakung, Kecamatan Somba Opu, Gowa.
"Jadi terkait keberadaan keluarga kami (buaya) ada yang mengatakan dia dipanggil, diajak tapi kami punya pola pemikiran diajak ataupun tidak diajak."
"Adapun barang viral ini yang mengatakan keluarga besarnya (buaya) tidak membahayakan."
"Sehingga banyak warga yang mendekat karena kami pikir bahwasanya dan ternyata membahayakan sekali," jelasnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com