UMKM

Cerita Usaha Rengginang Bu Sum di Bondowoso, Baru 3 Tahun Tapi Sudah Merambah ke Pasar-Pasar

Penulis: Sinca Ari Pangistu
Editor: Sudarma Adi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGUSAHA RENGGINANG - Sumiati (50) (kerudung ungu) pemilik usahara rumahan rengginag Bu Sum sedang mencetak rengginang di atas sasak, pada Minggu (23/2/2025). Meski usahanya tergolong masih berusia muda, namun rengginangnya sudah jadi salah satu primadona di pasar-pasar.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Usaha rumahan rengginang di  Desa Sempol, Kecamatan Prajekan, RT 15 RW 7, baru tiga tahun berdiri. Namun, rengginang rasa-rasanya sudah menjadi primadona di pasar-pasar Bondowoso.

Rengginang merk Bu Sum ini dalam sehari mampu memproduksi ratusan pak rengginang aneka rasa. Sebut saja rengginang rasa cumi-cumi, ikan tongkol, dan terasi.

Harganya cukup murah, berkisar Rp 13.000 hingga Rp 14.000 per pak.

Sumiati (60), pemilik usaha Rengginang Bu Sum, mengatakan, resep rasa rengginang miliknya didapat dari seorang pengusahan rengginang dari Situbondo.yang sudah puluhan tahun. Namun, agar berbeda dirinya memberikan sentuhan-sentuhan rasa berbeda.

"Saya kasih bumbu lebih," katanya pada TribunJatim.com, Minggu (23/2/2025).

Baca juga: Sempat Angkut Pasir di Sungai, Pria Bondowoso Ditemukan Tak Bernyawa, Tangan Masih Pegang Sekop

Saat ini rengginangnya sudah merambah ke pasar-pasar di Bondowoso. 

Dalam sehari dirinya memasak sekitar 50 kilogram ketan dan jika diolah bisa mendapat 110an pak rengginang. Ratusan pak rengginang itu ludes dibeli para penjual di pasar-pasar.

Sebut saja Pasar Wonosari, Pasar Prajekan, Pasar Cermee, Pasar Induk Bondowoso, dan lainnya.

"Kadang ada yang jemput kesini," ungkapnya pada Minggu (23/2/2025).

Ia menjelaskan, bahan-bahan rengginangnya dibelikan di pasar Cermee. Sebut saja ketan, bumbu-bumbu, cumi-cumi, ikan tongkol, dan lainnya.

Kemudian, untuk pengolahannya ini dilakukan sejak pukul 18.00 malam hari.

Dimulai dari merendam ketan, selama sekitar 10 sampai 12 jam. Selanjutnya, ketan itu dikukus hingga matang, dan dibumbui.

"Baru setelah itu dikukus lagi, dan dicetak," ujarnya.

Dicetak di atas sasak alat penjemuran yang terbuat dari kayu dengan dilapisi jaring agar tak lengket. Usai itu, baru dijemur dengan waktu sekitar 1-1,5 jam. Bergantung cuaca panas.

Halaman
12

Berita Terkini