TRIBUNJATIM.COM - Berikut teraji berita Jatim terpopuler hari ini, Kamis (27/2/2025).
Segmen berita terpopuler kali ini menyoroti peristiwa di Gresik, program MBG di Tuban, dan aksi protes di Kediri.
Pertama, ribuan rumah di Gresik terendam banjir sejak Selasa (25/2/2025).
Banjir ini melanda 15 desa, sementara wilayah Driyorejo paling parah.
Kedua, mahasiswa IAIN Kediri menggelar aksi di depan rektorat.
Mereka menuntut beberapa hal, seperti transparansi hingga tindak dugaan pelecehan.
Ketiga, program makan bergizi gratis atau MBG di Tuban masih belum berjalan.
Sekda Kabupaten Tuban membeberkan penyebabnya.
Lebih lanjut, simak berita Jatim terpopuler hari ini di bawah ini.
1. Banjir di Gresik Rendam Ribuan Rumah, Wilayah Driyorejo Paling Parah
Wilayah Kabupaten Gresik masih dilanda banjir hingga Rabu (26/2/2025). Tercatat ada ribuan rumah yang terendam banjir.
"Ada 15 desa terdampak banjir luapan Kali Lamong di Kecamatan Balongpanggang dan Kecamatan Benjeng," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Sukardi.
Menurut data BPBD Gresik luapan Kali Lamong masih merendam wilayah Kecamatan Balongpanggang dan Kecamatan Benjeng.
Ada delapan desa di Kecamatan Balongpanggang terdampak banjir, yakni Desa Jombangdelik, Desa Ngampel, Desa Dapet, Desa Sekarputih, Desa Wotansari, Desa Karangsemanding, Desa Banjaragung dan Desa Pucung.
Baca juga: Viral, Warga Gresik Hendak Makamkan Jenazah di Area Pemakaman yang Terendam Banjir
Sementara di Kecamatan Benjeng ada tujuh desa terdampak banjir luapan Kali Lamong. Mulai dari Desa Sedapurklagen, Desa Lundo, Desa Deliksumber, Desa Kedungrukem, Desa Munggugianti, Desa Kalipadang, dan Desa Desa Bulurejo.
Sementara banjir kali Surabaya membuat empat desa di Driyorejo terdampak.
Desa Driyorejo paling parah, 1.536 rumah terendam banjir. Kemudian 760 rumah di Desa Krikilan terendam. 295 rumah di Desa Cangkir, dan 289 rumah di Desa Bambe kebanjiran. Terakhir di wilayah Wringinanom, dua rumah di Desa Lebaniwaras terdampak.
2. Mahasiswa IAIN Kediri Gelar Aksi di Depan Rektorat, Tuntut Transparansi-Tindak Dugaan Pelecehan
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat pada Rabu (26/2/2025).
Dalam aksi ini, mereka menyampaikan berbagai tuntutan, mulai dari transparansi anggaran, pembenahan mekanisme BTQ (Baca Tulis Al-Qur'an) dan PIBD (Praktik Ibadah), hingga kejelasan proses transisi IAIN menjadi UIN.
Selain itu, mahasiswa juga mendesak pihak kampus untuk bertindak tegas terhadap dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus.
Aksi demonstrasi ini diwarnai dengan orasi bergantian dari mahasiswa dan pembentangan poster berisi tuntutan mereka. Massa aksi juga membakar ban bekas sebagai bentuk protes atas dugaan pelecehan seksual yang dialami rekan mereka.
Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Ahmad Yusuf, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap lambatnya respons kampus dalam menangani berbagai permasalahan.
"Kami menuntut kejelasan dari pihak rektorat terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di beberapa fakultas. Selain itu, kami juga meminta transparansi anggaran serta perbaikan mekanisme BTQ dan PIBD yang selama ini menjadi hambatan bagi mahasiswa," ujar Ahmad Yusuf dalam orasinya.
Menurut Ahmad Yusuf, Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri sebelumnya telah menerima banyak aduan terkait dampak efisiensi anggaran terhadap mekanisme perkuliahan. Ia juga menegaskan bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam jika tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti oleh pihak kampus.
Baca juga: Terima Ribuan Mahasiswa KKN dari IAIN Kediri, Mas Dhito Ingatkan Harus Ada Hasil untuk Masyarakat
Menanggapi aksi ini, Rektor IAIN Kediri, Wahidul Anam, menyatakan bahwa pihaknya menghormati aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa sebagai bentuk penyampaian aspirasi. Ia juga menegaskan bahwa transisi IAIN menjadi UIN masih dalam proses di Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg).
"Peralihan dari IAIN ke UIN masih dalam tahap akhir dan tinggal menunggu tanda tangan Presiden. Secara administratif dan substantif, proses pengajuan sendiri sudah dilakukan sejak 2022. Kami berharap perubahan ini bisa selesai pada ramadan tahun ini," jelas Wahidul Anam.
Terkait tuntutan transparansi anggaran, Wahidul Anam menyebut bahwa pihaknya akan menjalankan keterbukaan anggaran sesuai kebijakan yang berlaku.
"Kami pastikan bahwa semua transparan. Kami juga membuka ruang dialog dengan mahasiswa untuk mengawal proses ini bersama," tambahnya.
3. Ini Penyebab Progam Makan Bergizi Gratis di Tuban Belum Terlaksana
Kabupaten Tuban masih mempersiapkan dapur untuk mensukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (26/2/2025).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tuban, Budi Wiyana, mengatakan jika saat ini sudah sudah ada 3 unit dapur yang tengah dipersiapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Saat ini ada 3 unit dapur yang di persiapkan BGN,” ujar Budi Wiyana.
Lebih lanjut Budi menjelaskan jika Pemerintah Kabupaten Tuban dalam persiapan 3 dapur ini, hanya fasilitasi lokasi. Untuk dapur-dapur yang lainnya nantinya akan menggandeng pihak ketiga baik PT atau yayasan.
Kemudian untuk dapur yang akan dibangun nantinya setiap daput dapat mengakomodir kebutuhan 3.000 hingga 3.500 orang/siswa.
“Untuk dapur bisa 3.000 sampai 3.500 anak,” imbuhnya.
Baca juga: Nasib Pembagian Makan Bergizi Gratis Selama Bulan Puasa Ramadan, BGN: Dibawa Pulang
Disinggung terkait lokasi 3 dapur tersebut berada dimana saja, Budi menjelaskan untuk saat ini Pemerintah Kabupaten Tuban telah memberikan beberapa opsi namun lokasi tersebut belum diputuskan karena menunggu instruksi pusat.
“Kita menunggu pusat kalau opsi sudah ada. Kita belum putuskan karena wewenang BGN,” bebernya.
Kemudian untuk proyeksi terselenggaranya program, saat ini juga masih belum bisa dipastikan. Program ini bisa mulai berjalan kapan di Kabupaten Tuban.
Namun dipastikan Pemerintah Kabupaten Tuban siap menjalankan jika memang sewaktu waktu harus dilaksanakan.
-----
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com