"Saya pengin tahu orang ngisi minyak berapa, lalu saya akuisisi Chevron, saya bangun IICC. Itu yang saya bikin supaya bisa saya kontrol berapa minyak kita," ujar Ahok.
"Ya (saya enggak kaget) Riva ditangkap," katanya.
Ahok mengaku, dirinya bekerja selalu rapi, sehingga memiliki bukti-bukti setiap rapat melontarkan emosinya.
Ia siap membawa rekaman tersebut ke persidangan jika ia dipanggil Kejagung.
Ahok menerangkan, selama ini tak bisa membongkar isi rapat Pertamina yang ia punya karena termasuk rahasia perusahaan.
Ia menunggu bisa sampai ke persidangan agar semua rekaman yang dimiliki diputar.
"Mereka neken saya, saya enggak boleh ngomong ke media karena ini rahasia perusahaan, oke," ujarnya.
"Saya mesti kerjain, saya harap kalau naik sidang, itu nanti semua rapat saya, itu suara diperdengarkan di sidang," imbuhnya.
"Saya bisa maki-maki, saya bisa marah saat rapat. Cuma itu kan enggak bisa dikeluarkan ini PT."
"Kalau saya masih di Jakarta, gua pasang di YouTube, (bisa) dipecat semua," tegasnya lagi.
Baca juga: Pengakuan Novi Vokalis Sukatani Dipecat Jadi Guru Secara Tak Adil, Sekolah Akui Didatangi Polisi
Lebih lanjut Ahok mempertanyakan, sosok seperti Riva Siahaan, Maya Kusmaya, hingga Yoki Firnandi masih bisa menjadi petinggi PT Pertamina Patra Niaga.
Ahok awalnya mengatakan, Riva, Maya, dan Yoki merupakan sosok yang setiap rapat dimarahi olehnya saat masih menjabat sebagai Komut.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, mereka adalah orang yang ngeyel ketika diberitahu olehnya.
Bahkan, kata Ahok, ketika Riva, Maya, dan Yoki diminta untuk membenarkan suatu hal yang salah, mereka tidak pernah melakukannya.
"Mereka ini ya dimarahi paling pintar. Dimarahi cuma diam, ngeyel enggak dikerjain. Minggu depan datang, sama lagi," katanya, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Liputan6, Minggu (1/3/2025).