Selain itu, karena tidak adanya penerus untuk menggantikannya menjadi imam.
Kini salat tarawih di Ponpes Al-Quraniyah dilaksanakan normal seperti masjid-masjid pada umumnya.
Namun dengan durasi yang masih cepat walau tidak secepat sebelumnya, yakni antara 12-15 menit saja.
Azun sendiri bersyukur, pasalnya jemaah yang datang untuk salat tarawih masih banyak walau tidak sekilat sebelumnya.
Mereka tetap semangat untuk datang ke masjid menunaikan ibadah yang hanya ada di bulan Ramadan tersebut.
"Kami meminta kepada para jamaah tetap jalani ibadah seperti sedia kala, seperti sebelumnya."
"Jangan terpengaruh pada salat tarawih yang sudah dilaksanakan berpuluh-puluh tahun, tapi kini tidak ada," ujar dia.
Baca juga: Ahok Tidak Kaget Riva Ditangkap Korupsi Pertamina, Ungkap Sang Dirut Tak Takut Dipecat: Brengsek
Diketahui, salat tarawih kilat di Ponpes Al-Qur'aniyah sendiri sudah menjadi tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun.
Awal mula salat tarawih kilat ini digelar sekitar tahun 2006 silam.
Tarawih kilat di Ponpes Al-Quraniyah, Desa Dukuhjati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, juga diikuti warga sekitar pesantren yang merupakan laki-laki.
Hampir seluruh warga khususnya anak muda, memilih mengikuti salat tarawih kilat.
Ini sesuai dengan permintaan mereka yang ingin pelaksanaan salat tarawih berlangsung cepat.
Hal itu pun sejalan dengan tujuan dari pihak ponpes sendiri.
Mereka akhirnya memutuskan salat tarawih kilat karena ingin merangkul anak muda agar mau berangkat ke masjid.
Sebelumnya diberitakan, Azun Mauzun bercerita soal kebiasaan anak muda di sekitar lingkungan pesantren yang hobi menghabiskan waktu dengan nongkrong.