Berita Viral

Gantikan Balap Liar, Fenomena Balap Lari Pemuda Jelang Sahur Kini Viral: Daripada yang Negatif

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FENOMENA BALAP LARI - Tangkapan layar balap lari yang diikuti pemuda di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, untuk mengisi waktu jelang sahur Ramadan. Balap lari jelang subuh yang dilakukan para pemuda di Desa/Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (10/3/2025) dini hari.

TRIBUNJATIM.COM - Saat Ramadan, biasanya banyak pemuda menggelar balap liar hingga meresahkan masyarakat.

Namun kini muncul fenomena balap lari yang menggantikan balap liar dan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Bahkan fenomena balap lari tersebut kini menjalar hingga Kota Batu, Jawa Timur.

Baca juga: Tukang Pijat Sri Keluhkan Sungai di Dekat Rumahnya, Dapat Bantuan Gerobak & Beasiswa dari Bupati

Sama-sama balapan, tapi yang ada di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, ialah balap lari, sehingga dapat membuat badan sehat.

Balap lari yang digelar jelang sahur saat Ramadan ini awalnya viral dari media sosial.

Seperti tampak dalam video yang diunggah di akun Instagram @info.lombalaribatu.

Video memperlihatkan lomba balap lari jalanan yang diikuti para pemuda yang ditonton ratusan muda-mudi di pinggir jalan.

Dalam video tersebut, ada dua peserta yang beradu lari sekencang-kencangnya melintas di atas jalanan beraspal dengan disertai wasit garis dari titik tempat start dan finish.

"Pernah sekali lihat, sekalian sahur on the road," kata Lintang warga Kota Batu, Jumat (7/3/2025).

"Memang seru karena banyak yang nonton, dan justru lebih seru ini daripada balapan motor liar. Ini minim risiko dan vibes Ramadannya lebih dapet," imbuhnya.

Terkait teknis pelaksanaan balap lari ini, masing-masing penantang harus memiliki berat badan dan tinggi badan yang imbang.

Sehingga tidak terpaut jauh antar peserta.

Selain itu informasinya, bagi pelari tercepat akan mendapatkan hadiah.

"Lintasannya kurang lebih sekitar 100 meter. Yang nonton buanyak di pinggir jalan," jelasnya.

Tangkapan layar balap lari yang diikuti pemuda di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, untuk mengisi waktu jelang sahur Ramadan. (Instagram/info.lombalaribatu)

Tak hanya di Jawa TImur, fenomena balap lari jalanan yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia juga menjalar ke Martapura, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan.

Dimana kegiatan yang dilakukan oleh para pemuda ini berlangsung menjelang sahur dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. 

Sejumlah video yang viral memperlihatkan para pemuda mengadu kecepatan dalam lomba lari.

Hal ini menciptakan atmosfer meriah yang tak biasa di waktu dini hari.

Kegiatan ini memunculkan beragam reaksi di kalangan warganet.

Sebagian menganggapnya sebagai aktivitas positif yang menghibur dan mempererat solidaritas pemuda.

Namun tak sedikit pula yang menyampaikan kekhawatiran.

Terutama tentang aspek keselamatan dan potensi gangguan bagi masyarakat sekitar.

Baca juga: Kisah Wanita Dapat Hidayah di Kelab Malam, Kini Hijrah Pakai Hijab, Mamah Dedeh: Harus Siap Mental

Di Kabupaten OKU Timur, ajang balap lari berlangsung di Jalan Merdeka Terukis Rahayu, Kecamatan Martapura, tepatnya di depan Taman Tani Merdeka Martapura.

Dimana di setiap perlombaan diikuti oleh dua peserta yang saling beradu kecepatan, layaknya sprinter profesional.

Seorang pemandu bertindak sebagai wasit, memastikan start dilakukan dengan adil.

Aksi mereka disambut dengan sorakan semangat dari para penonton yang antusias menyaksikan jalannya perlombaan.

Terlebih saat salah satu pelari mencapai garis finis, kegembiraan para penonton semakin memuncak.

Terlihat juga banyak di antara mereka yang turut mengabadikan momen tersebut menggunakan ponsel.

Pemuda di Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur, yang melakukan balap lari di Jalan Merdeka Terukis Rahayu, Senin (10/3/2025). Balap lari di Martapura dijadikan ajang silaturahmi dan salurkan hobi bagi pemuda. (Dokumen warga)

Salah satu pemuda asal Martapura yang mengikuti balap lari ini, Ambo, mengatakan bahwa balap lari ini menjadi hiburan bagi anak-anak muda sambil menunggu waktu sahur.

"Ya hiburan sambil nunggu waktu sahur kak, daripada melakukan hal yang negatif. Itung-itung juga silaturahmi antar pemuda di Martapura," katanya, Senin (10/03/2025).

Ia juga mengajak para pemuda di sekitar Martapura untuk ikut berpartisipasi dalam balap lari ini.

Sebab menurutnya, daripada melakukan balap liar yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, lebih baik untuk melakukan balap lari seperti ini.

"Ini juga menyalurkan hobi, biasanya saya dan teman-teman ini sering joging di Taman Tani Merdeka ini."

"Nah, kali ini kami lakukan sprinter sekaligus nunggu waktu sahur," pungkas Ambo.

Baca juga: Siapa Neneng Rosdiyana? Ibu-ibu Petani Ambil Alih Akun FB Marxisme Indonesia: Bukan Wanita Lemah

Kegiatan balap lari yang dilakukan remaja menjelang sahur memang tengah viral. 

Tren ini semakin populer dan banyak dilakukan kalangan anak muda, termasuk di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Inisiatif balap lari ini kemudian dilakukan oleh para pemuda di Desa/Kecamatan Sukra. 

Salah satu pemuda, Rizky mengatakan, alasan di balik digelarnya balap lari ini karena pada pemuda ingin memberi tahu kepada publik bahwa desa mereka sedang menghilangkan tren negatif seperti tawuran atau perang sarung.

"Dampak dari virus balap lari yang kita adain, sekarang alhamdulillah bisa menjadi contoh positif buat remaja remaja di Indramayu Barat maupun Subang Utara," ujar dia kepada Tribun Cirebon, Senin (10/3/2025).

Balap lari jelang sahur ini diketahui turut diunggah di media sosial, banyak warganet yang mendukung aksi tersebut.

Apalagi maksud tujuannya agar menggiring kebiasaan anak muda yang suka nongkrong.

Dari awalnya kerap diisi dengan perang sarung yang menimbulkan keresahan pada masyarakat sekitar digiring untuk balap lari yang lebih positif.

Balap lari jelang subuh yang dilakukan para pemuda di Desa/Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (10/3/2025) dini hari. (Istimewa/Tangkapan Layar)

Rizky menyampaikan, usai diadakan, balap lari ini rupanya diminati banyak anak muda.

Mereka mendaftar ikut balap lari dengan jarak 100 meter.

Syarat mengikuti balap lari ini harus berusia 17 tahun ke atas.

Panitia juga menyediakan hadiah hingga sertifikat dan piala untuk pemenang.

Selain untuk menghilangkan tren negatif seperti tawuran, balap lari ini sekaligus untuk mengenalkan anak muda pada olahraga.

Karena berusaha ingin menang, mereka akan rutin latihan olahraga, minimalnya, anak muda jadi sadar akan kebugaran dan kesehatan.

Hal ini sekaligus upaya kampanye agar anak muda menjauhi narkotika yang dapat merusak kesehatan.

"Lewat kegiatan ini, kami hanya berusaha untuk menghilangkan tren negatif dengan cara balap lari malam," ujar dia.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini