Ada juga jalur lain yang melalui perkampungan, namun jalannya berkelok lebih sempit sehingga waktu tempuhnya juga lebih lama.
"Paling cepat memang lewar jembatan ini," ujar Dimas yang dalam perjalanan dari Trenggalek ke Kecamatan Ngunut.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, meminta masyarakat tidak melintasi Jembatan Junjung.
Menurutnya, dengan kerusakan saat ini kekuatan jembatan tidak terukur.
Dikhawatirkan karena banyak sepeda motor yang melintas, semakin hari kekuatannya semakin rapuh dan risiko runtuh.
"Kalau sampai runtuh, siapa yang akan bertanggung jawab? Makanya ditutup supaya tidak membahayakan warga," katanya.
Sebelumnya jembatan ini akan diperbaiki dari dana Belanja Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim.
Namun karena ada kebijakan efisiensi anggaran, rencana itu dibatalkan.
Pemkab Tulungagung juga kebingungan karena anggaran pembangunan jembatan baru mencapai Rp 7 miliar.
Di tengah efisiensi anggaran, Pemkab Tulungagung belum bisa menyisihkan anggaran sebesar itu