Berita Viral

Tolak Tawaran Gubernur, Irin Ngotot Tinggal di Pinggir Sungai Meski Banjir: Tidak Bisa Dibeli Uang

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUMAH PINGGIR SUNGAI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kaget menemukan ada warga yang tinggal berdua di rumah sempit pinggir Sungai Cikapundung, Selasa (18/3/2025). Namun warga bernama Irin Sahirin tersebut menolak tawaran pindah dari KDM.

Dedi mengatakan, rumah sempit tersebut ditinggali oleh dua orang yaitu bapak dan anak.

Sementara istri Irin dikabarkan kabur.

"Istrinya kabarnya kabur," kata Dedi.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sambangi korban banjir di bantaran Sungai Cimeta, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Rabu (19/3/2025). (KOMPAS.com/BAGUS PUJI PANUNTUN)

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga korban banjir di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, bakal direlokasi.

Mereka akan dipindah dari permukiman yang semula berada di bantaran Sungai Cimeta ke lahan yang akan disiapkan oleh pemerintah desa menggunakan tanah kas desa (TKD).

Sementara itu, bangunan rumah rencananya akan didanai oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dijanjikan mulai diproses bulan depan.

"Nanti setelah Lebaran akan dibangunkan rumah baru. Tanahnya dari tanah kas desa yang disiapkan Pak Kades," kata Dedi Mulyadi saat berdialog dengan warga di lokasi, Rabu (19/3/2025).

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, dua kampung di bantaran Sungai Cimeta diterjang banjir.

Akibatnya, 25 rumah mengalami rusak mulai dari sedang hingga rusak berat.

Imbas dari peristiwa ini, sebanyak 139 jiwa warga di Desa Nyalindung mengungsi.

Pilihan relokasi permukiman ini dinilai sebagai solusi atas risiko bencana hidrometeorologi yang terjadi menahun setiap musim hujan.

Rumah-rumah di lokasi terlihat rawan runtuh lantaran fondasi bangunan sedikit demi sedikit terkikis arus sungai serta getaran dari mobil-mobil besar yang melintas di Jalan Raya Padalarang-Purwakarta.

"Kalau tetap rumah di situ, berat, karena di bawah digerus oleh air sungai terus dari atas mengalami tekanan kendaraan besar. Bahan bangunannya juga bata, mudah rusak," kata Dedi.

Baca juga: Toko Roti Clairmont Turun Omset Rp4 M Gegara Ulah Codeblu, Tak Bisa Rekrut Pekerja: Banyak Hujatan

Terpisah, salah seorang korban banjir, Dian Kusdiani (38), merasa bahagia mendengar solusi yang ditawarkan Pemprov Jabar.

Menurut dia, relokasi yang bakal ditanggung pemerintah baik tanah maupun bangunan ini menjadi jawaban atas bencana yang melanda setiap musim hujan.

Halaman
1234

Berita Terkini