Berita Viral

Anak Yatim Piatu Tiap Hari Jalan Kaki ke Sekolah Tempuh Jarak Jauh, Semringah Dibelikan Sepeda

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEKOLAH JALAN KAKI - Tangkapan layar unggahan Instagram @bangrizky_goww, Senin (17/3/2025). Ia mendapati anak yatim piatu bernama Nadia jalan kaki ke sekolah.

Kejutan untuk Nadia tak hanya itu, Bripka Rizky kembali memberikan sejumlah uang tunai untuk membantu biaya sekolah sang bocah.

Kisah kuatnya perjuangan seorang anak yatim piatu juga dialami bocah bernama Afrianus Ronal (10) yang mengidap penyakit tumor ganas.

Ia berasal dari Wangkung, Desa Pota, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua orang tuanya telah lama pergi meninggalkannya.

Tak cukup atas kepergian ayah dan ibunya, Afrianus kini berjuang melawan penyakit tumor ganas yang mengharuskan kaki kirinya diamputasi pada 4 Maret 2025.

Paman Afrianus, Albertus, menerangkan bahwa ayah Afrianus meninggal dunia saat Afrianus berusia enam tahun.

Sementara ibunya menyusul dua tahun kemudian, setelah kelahiran adik laki-lakinya.

Sejak saat itu, Afrianus dan adiknya diasuh oleh kakek dan neneknya, Tarsisiun Panda dan Martina Gima.

Albertus menceritakan bahwa penyakit Afrianus berawal pada September 2024, saat ia bermain bola dan jatuh.

Kala itu, kaki kirinya mengalami keseleo yang kemudian membengkak.

"Pada suatu hari Afrianus kembali jatuh, kaki kirinya jadi bengkak," ungkap Albertus saat ditemui di Labuan Bajo, Jumat (14/3/2025) pagi, melansir Kompas.com.

Pada 14 Januari 2025, Albertus membawa Afrianus ke Rumah Sakit Siloam untuk mendapatkan perawatan medis.

Di rumah sakit tersebut, dokter melakukan tindakan dengan menyedot darah kotor dari lutut Afrianus.

Setelah menjalani perawatan, Afrianus diizinkan pulang pada 16 Februari 2025.

Namun, kondisinya terus memburuk, dan pada 27 Februari, dokter memutuskan untuk melakukan amputasi.

Afrianus Ronal (10), seorang anak yatim piatu asal Wangkung, Desa Pota, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (Kompas.com/Nansianus Taris)

"Adik Afrianus pasrah harus kehilangan kaki kirinya. Tapi ia begitu kuat, tak mau meninggalkan adiknya untuk melalui hidup sendirian," kata Albertus.

Setelah menjalani amputasi, Afrianus diizinkan pulang ke rumah pada 4 Maret 2025.

Meski sudah kembali ke rumah, Afrianus kini membutuhkan bantuan dari pemerintah dan masyarakat untuk mendukung kehidupannya dan sang adik. 

"Harus beli alat bantu supaya Afrianus bisa tetap sekolah," ungkap Albertus.

Saat ini, keluarga Afrianus merencanakan pertemuan untuk mengajukan permohonan bantuan biaya perawatan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Sosial.

Mereka membutuhkan bantuan biaya untuk keperluan Afrianus.

"Kami ada rencana buat pertemuan dengan keluarga supaya hal ini kami laporkan ke Dinas Sosial."

"Karena memang benar sekali kami butuh biaya untuk proses pembelian sepatu dan perlengkapan lain dari rumah sakit agar dia bisa berjalan," ujar Albertus.

Albertus berharap pemerintah dapat mendengar keluh kesah keluarga mereka.

"Harapannya kalau nanti kami ajukan ke pihak pemerintah, mudah-mudahan pemerintah bisa dengar keluh kesah kami masyarakat," harapnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini