Saat itu, pelaku berpura-pura ingin membeli mobil dan meminta test drive Toyota Innova BL 1539 HW.
Imam pun menemani pelaku dalam mobil.
Namun saat mobil melaju menuju arah Medan, Sumatera Utara, terdengar suara tembakan yang diduga menewaskan Imam.
"Sekitar satu jam mereka keliling di Kompleks ASEAN (Aceh ASEAN Fertilizer). Lalu, terdengar suara letusan senjata," ungkapnya.
"Ramai warga yang mendengar, kami menyakini dibunuh di Kompleks ASEAN," imbuh Muji.
Namun, keluarga tidak mengetahui di mana suara tembakan tersebut.
"Entah di dalam mobil atau di luar mobil, kami tidak tahu. Setelah itu, kami tidak tahu kabar, dan hilang kontak," kata Muji.
Setelah kejadian, pelaku membawa kabur mobil tersebut.
Imam pun menghilang, sementara nomor ponselnya masih aktif tetapi tidak diangkat.
Muji menyebutkan, nomor handphone korban sudah tidak aktif sejak Jumat sore.
Setelah itu, keluarga melaporkan kasus itu ke Polsek Dewantara dan Polres Lhokseumawe.
"Empat hari kami mencari korban. Polres bantu ikut cari," tutur Muji.
Kemudian, pada Senin, 17 Maret 2025 pagi, polisi memberi tahu keluarga bahwa Imam telah meninggal dunia.
Jasad pelaku diangkat dari Km 30 Gunung Salak Aceh Utara oleh tim medis, personel TNI AL, dan satuan reserse dan kriminal Polres Lhokseumawe, untuk dibawa ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara.
Dijelaskan juga bahwa oknum TNI AL diduga sebagai pelaku pembunuhan.