Menjamurnya para penyapu koin ini seiring dengan peningkatan jumlah volume kendaraan pemudik yang melintas.
Diprediksi, jumlah mereka akan semakin banyak saat puncak arus mudik Lebaran yang diperkirakan jatuh pada H-3 atau Kamis, 27 Maret 2025.
"Nanti makin banyak, orang dari jauh-jauh ikutan juga nyapu koin di sini."
"Ada dari Patrol, malah ada juga dari Desa Bugis," ujar salah satu penyapu koin, Maskirah kepada Tribun Cirebon.
Dikutip dari Kompas.com, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar, pernah menjelaskan soal fenomena penyapu koin.
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan tradisi memberi sedekah uang yang dilakukan di Kali Sewo Barat, batas wilayah antara Subang dan Indramayu, Jawa Barat.
"Kali Sewo ada satu lagi di timur, batas antara Cirebon dan Indramayu."
"Asal mula riwayatnya cukup banyak dan berbeda-beda," tutur Agus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/3/2023).
Meski berbeda-beda, menurut dia, tradisi ini pada prinsipnya adalah memberi sedekah kepada penduduk di perbatasan Indramayu.
Merunut sejarah, Agus menyampaikan, wilayah Indramayu dibatasi oleh Kali Sewo di sebelah barat dan timur.
Para pendiri Indramayu zaman dahulu pun meletakkan tuah bagi orang yang akan berbuat jahat dan berkhianat pada penduduk Indramayu.
"Jika melalui Kali Sewo, kesaktiannya punah," terang Agus.
Adapun kini, dia mengungkapkan, orang-orang Indramayu yang baik dan pulang merantau akan memberikan sebagian rezeki pada penduduk penjaga perbatasan.
"Tradisi itu agaknya telah lama mungkin dikaitkan dengan awal berdirinya Indramayu, tapi orang-orang yang ramai berderet itu baru belakangan saja," tuturnya.
Ia menjelaskan, orang-orang akan berjejer di Jembatan Sewo di hari-hari yang dianggap baik untuk bersedekah.
"Seperti pada Kamis malam Jumat, hari Jumat, bulan Ramadan, dan lain-lain," ujarnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com