TRIBUNJATIM.COM - Kesal lingkungannya dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar, warga rela menggelar ronda.
Hal itu dialami warga Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Mereka ingin menangkap para pelaku yang membuang sampah sembarangan.
Baca juga: Protes Sopir Travel Nyetirnya Lambat, Nina Malah Ditelantarkan di SPBU usai Dioper: Kok Ngotot
Sudah lama warga di lingkungan RW 15 Kelurahan Kemiri Muka tersebut dibuat resah.
Lewat ronda, mereka ingin menangkap para pelaku yang membuang sampah sembarangan di lingkungan RW tersebut.
Sampah rumah tangga tersebut dibiarkan menumpuk di pinggiran Jalan Kemiri Muka.
Tepatnya di jalan yang berada di samping bantaran rel kereta api.
Melihat kondisi tersebut yang terus berlanjut, warga RW 15 Kelurahan Kemiri Muka, Kota Depok, akhirnya mengadakan ronda, Kamis (3/4/2025) malam.
Ronda tersebut dilakukan untuk mencari dan menangkap pelaku yang membuang sampah sembarangan.
Ketua RW 15 Kelurahan Kemiri Muka, Arif Afifullah menjelaskan, sampah yang menumpuk di lingkungannya bukan hanya terjadi setelah Lebaran saja.
"Memang di sini, mau Lebaran atau enggak, jadi pembuangan sampah," kata Arif Afifullah saat ditemui di lokasi, Jumat (4/4/2025), melansir Tribun Bekasi.
Padahal Arif sudah mengimbau berkali-kali kepada warga yang lewat Jalan Kemiri Muka, agar tidak membuang sampah sembarangan.
Selain itu, tak jauh dari TPS liar tersebut terdapat TPS resmi, yakni di belakang Pasar Kemiri Muka.
"Tolong jangan membuang sampah sembarangan, eh malah kejadian lagi, ini bukan sekali dua kali, sudah berkali-kali," tuturnya.
Jika seseorang kedapatan membuang sampah di lingkungan RW 15 Kelurahan Kemiri Muka, pengurus lingkungan akan menyerahkannya ke Satpol PP.
Sementara itu, pengguna jalan Amrullah (32), mengaku terganggu dengan tumpukan sampah yang mencemari Jalan Kemiri Muka.
"Bau busuk mas, itu sampah hampir nutup separo jalan," ucap Amrullah saat melintasi Jalan Kemiri Muka menggunakan sepeda motor.
Amrullah berharap, Pemerintah Kota Depok dapat menyelesaikan persoalan sampah yang mengganggu kenyamanan warga.
Baca juga: Warga Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan Rusak, Protes 2 Tahun Tak Kunjung Diperbaiki Pemerintah
Di tempat lain, aksi protes dua ibu rumah tangga di kawasan Jalan Kebun Cengkeh, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku, menuai sorotan.
Mereka menghamburkan sampah di tengah jalan raya sebagai bentuk protes terhadap kebiasaan warga.
Diketahui, warga kerap membuang sampah sembarangan.
Aksi ini dilakukan oleh Uil dan Wa Ode karena merasa terganggu dengan sampah yang kerap masuk ke rumah mereka.
Mereka meminta agar Pemerintah Kota Ambon dapat membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau tralis pembatas jalan di kawasan tersebut.
"Kami minta dibangun TPS agar warga tidak sembarangan membuang sampah," ungkap Uil, Senin (17/3/2025).
"Kalau tak bisa, bangun tralis pembatas, supaya warga tidak bisa asal melempar masuk ke rumah kami," imbuhnya.
Sebab rumah yang ditempati sangat dekat dengan tempat sampah sementara tersebut.
Dampaknya, rumah yang ditempat Ibu Uil kemasukan sampah yang dilempar langsung oleh warga.
Ada juga yang tersangkut pada gentengnya.
"Itu sampah selain tersangkut di genteng, ada juga masuk sampai ke kamar mandi."
"Saya dan anak perempuan saya sangat terganggu. Mereka harus bertanggung jawab," tegasnya.
"Saya mau bilang, kami yang susah, mereka yang senang," tambah Uil.
"Sampah ini warga asal buang sah. Sering warga tidak menaruhnya sampah dengan baik. Hanya lempar dan masuk sampahnya ke katong (kita) rumah," beber dia.
Sementara itu, menurut Wa Ode, bukan hanya sekali sampah masuk hingga ke depan rumahnya.
"Ini sudah terus menerus terjadi. Walaupun saya dan suami bersihkan, tetapi sampah tetap ada di depan rumah. Apalagi kalau hujan seperti ini," tutur dia.
Sebagai bentuk ketegasan terhadap keluhan ini, kedua ibu tersebut memutuskan untuk menghamburkan sampah di tengah jalan.
"Ini biar mereka merasakan," ujar Wa Ode.
Pantauan Tribun Ambon, sekitar pukul 18.00 WIT, tumpukan sampah yang semula berada di bibir jalan, kini semakin meluas bahkan hampir memenuhi separuh badan jalan.
Beragam jenis sampah terlihat berserakan, mulai dari popok, bekas makanan, hingga sampah plastik lainnya.
Akibatnya, aktivitas lalu lintas di kawasan tersebut terganggu.
Kendaraan roda dua dan roda empat harus menurunkan laju kecepatan kendaraan mereka karena kondisi jalan yang semakin padat dengan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Kota Ambon langsung lakukan pembersihan setelah aksi protes membuang sampah tersebut.
Ya, tak lama setelah kejadian, DLHP Kota Ambon bergerak cepat.
Sekitar pukul 19.30 WIT, satu truk dam, satu mobil tossa, dan 25 pekerja langsung dikerahkan untuk membersihkan kawasan tersebut.
Sampah yang berhasil diangkut, segera dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Toisapu untuk diproses lebih lanjut.
Kepala Bidang Persampahan Kota Ambon, Nizar mengatakan, tindakan warga yang membuang sampah sembarangan tersebut mencerminkan kurangnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.
Ia mengingatkan bahwa pemerintah telah menetapkan waktu pembuangan sampah yang tepat.
Yakni sekitar pukul 22.00 hingga 05.00 WIT, sesuai dengan jadwal pengangkutan rutin yang dilakukan setiap pagi.
"Hal-hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Sampah harus dibuang pada waktu yang ditentukan agar dapat diangkut dengan baik," tegas Nizar.
Ia juga menjelaskan bahwa sampah di kawasan tersebut rutin ditangani.
Namun kebiasaan membuang sampah sembarangan pada siang hari, justru mempersulit proses kebersihan.
"Jika pagi telah dibersihkan, lalu sore dibuang lagi, maka siapa yang harus disalahkan. Warga harus bijak membuang dan menangani sampah," pinta Nizar.
Ditegaskan pula bahwa pemerintah Kota Ambon tetap berkomitmen untuk menangani masalah sampah, sesuai dengan anjuran Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, dan Wakil Wali Kota, Elly Toisuta, untuk menjaga kebersihan di seluruh wilayah.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com