TRIBUNJATIM.COM - Uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak Bogor disunat oknum Dinas Perhubungan, Organda, dan KKSU.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberi ancaman pada oknum yang melakukan pemotongan beralasan bantuan sukarela.
Ia mengatakan, hidup para oknum tidak akan bisa tenang.
Baca juga: Thaif Ditabrak Pembalap Liar sampai Kritis Malah Dihujat di Medsos, Kakak Resah Kasus Mandek
Ya, Dedi tegas tak akan beri ampun pada oknum yang memotong uang kompensasi sopir angkot.
Ia tak akan tinggal diam dan tetap akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Menurut Dedi yang akrab disapa KDM, kasus ini sudah termasuk ranah tindak pidana dan merugikan ratusan sopir angkot, khususnya di wilayah Bogor.
Proses hukum pun akan terus berjalan sampai mendapat sanksi yang setimpal atas perbuatannya.
"Untuk oknum yang lakukan pemotongan dengan alasan bantuan sukarela, Anda tidak bisa tenang. Bahwa proses hukum harus berjalan," tegas Dedi.
KDM juga akan mengganti uang kompensasi para sopir angkot di Kabupaten Bogor yang dipotong oleh oknum Dishub, Organda, dan KKSU.
Ia menegaskan, para sopir angkot tidak perlu khawatir karena dirinya siap mengganti kerugian tersebut.
"Untuk sopir angkot yang dipotong, jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp200.000 lagi sebagai uang pengganti," ujar Dedi.
Ia menyayangkan tindakan pemotongan tersebut, mengingat uang sebesar Rp200.000 sangat berarti bagi kehidupan keluarga para sopir.
Menurutnya, nominal tersebut bisa mencukupi kebutuhan makan keluarga selama empat hari.
"Rp200.000 berarti bagi mereka, artinya bahwa untuk mencukupi kehidupan selama empat hari. Ibu-ibunya masak senilai Rp50.000 per hari," jelasnya.
Dedi pun menyindir keras pihak-pihak yang mengembalikan uang kompensasi sopir angkot Puncak Bogor.