Penemuan Jasad Mahasiswi UGM di Magetan

Terungkap Hasil Autopsi Jasad Mahasiswi UGM yang Ditemukan di Magetan, Diduga Kecelakaan Tunggal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ISAK TANGIS - Keluarga almarhumah Sheila Amalia Cristanti (21), menangis diatas peti jenazah usai dimasukkan tim medis RSUD Dr Sayidiman Magetan, setelah autopsi Minggu dini hari (13/4/2025). Polisi menduga Mahasiswi UGM asal Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, meninggal akibat kecelakaan tunggal, sebelum jenazah ditemukan di parit Jalan Raya Sarangan - Cemorosewu, Sabtu (12/4/2025)

Isak tangis mewarnai jalannya proses autopsi jenazah, yang menggemparkan masyarakat Kabupaten Magetan, Sabtu (12/4/2025). 

Satu persatu anggota keluarga korban, begitu syok dan tak kuasa menahan tangis, setelah keluar dari Kamar Instalasi Pemulasaran Jenazah, RSUD Dr Sayidiman.

AUTOPSI - Tim Medis RSUD Dr Sayidiman Magetan, membawa peti jenazah Sheila Amalia Cristanti (21), usai diautopsi Minggu dinihari (13/4/2025). Korban yang merupakan warga Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun tersebut merupakan Mahasiswi UGM, yang ditemukan meninggal lebih dari 3 hari, di Parit Jalan Raya Sarangan - Cemorosewu. (TribunJatim.com/Febrianto Ramadani)

Sebagaimana diketahui, sesosok jenazah ditemukan di Jalan Raya Sarangan - Cemorosewu, masuk Tikungan Lawu Green Forest, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Peristiwa tersebut juga viral di media sosial. Kondisi jenazah sudah mengenaskan hingga mengeluarkan bau tak sedap.

Pihak kepolisian langsung mendatangi lokasi kejadian, kemudian melaksanakan Olah TKP, serta mengevakuasi jenazah untuk keperluan lebih lanjut.

Berdasarkan informasi yang didapat, identitas korban bernama Sheila Amalia Cristanti (21), warga Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Korban dilaporkan hilang sejak 3 minggu lalu, tepatnya menjelang lebaran.

Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono mengatakan, dari penuturan sejumlah kerabat dan anggota keluarga, korban adalah seorang Mahasiswi UGM.

“Korban mengetahui informasi ini dari media sosial. Kemudian mendatangi rumah sakit, untuk memastikan langsung kondisi jenazah,” ujarnya.

Setelah diperiksa lebih dalam ,lanjut AKP Joko, didapatkan ciri ciri khusus lalu disampaikan kepada pihak keluarga korban, yang merasa kehilangan. 

“Ayah kandung korban ikut menyaksikan langsung. Setelah melihat ciri ciri korban, ternyata betul jenazah adalah anak kandungnya,” bebernya.

Usai dievakuasi dari tempat kejadian, AKP Joko mengakui sempat mengalami kendala, selama proses autopsi berlangsung.

“Kondisi korban sudah mengalami perubahan, dan nyaris tidak dapat dikenali sehingga dilakukan pemeriksaan lebih dalam,” terangnya.

Kendati demikian, korban yang sudah meninggal lebih dari 3 hari itu, akhirnya dapat dikenali oleh ayah kandungnya.

“Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” pungkas AKP Joko.

Berita Terkini