"Pas berangkat itu tidak apa-apa, pulang kok pucat, terus cerita kalau mual, lalu perutnya sakit," ujarnya.
Ema mengatakan, akibat kejadian tersebut, anaknya pun jadi trauma.
Bahkan hingga sore, anaknya tidak mau makan masakannya karena takut muntah lagi.
Menurut Ema, bila kondisi anaknya tidak membaik sampai esok hari, ia berencana membawa ke rumah sakit.
"Kalau anak TK mending makanan kering kayak puasa kemarin menurut saya, bisa dibawa pulang," tuturnya.
Ema pun mengakui ikut was was dan trauma jika terjadi hal yang sama di masa mendatang.
"Namanya orang tua ya khawatir," jelasnya.
Di sisi lain, anaknya yang mendapat menu MBG di MAN Batang tidak ada masalah.
"Kalau anak saya yang di MAN menunya enggak masalah, sampai di rumah dimakan juga," jelasnya.
Baca juga: Emosi Tak Terima Disuruh Bekerja, Suami Bunuh Istri Pakai Barbel, Akibat Kebiasaan Patriarki
Sementara itu dari pihak manajemen penyedia MBG Kecamatan Batang, Hasan Al Shifiq, menanggapi keluhan di media sosial tersebut.
Ia menyebut, dari pihak sekolah tidak ada komplain terkait hal yang ramai di media sosial.
Pihaknya langsung berinisiatif mencari informasi anak-anak yang mengalami mual-mual tersebut.
Dari dinas juga sudah melakukan pemeriksaan, mengambil sampel makanan.
"Bisa jadi ada yang tidak suka dengan menu yang diberikan, mungkin aroma mi dengan bawang goreng."
"Kami instrospeksi diri, ke depan tidak akan menggunakan mi sebagai pengganti karbohidrat lagi," tuturnya.