TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketepatan diagnosis penyakit merupakan faktor krusial dalam proses penyembuhan pasien.

Menurut World Health Organization (WHO) Indonesia, kesalahan diagnosis menyebabkan hingga 16 persen kerugian pada pasien.

Berdasarkan informasi yang sama, kesalahan itu acap kali dikarenakan oleh kurangnya tenaga medis terlatih, kegagalan peralatan, komunikasi yang tidak efisien, dan lain-lain.

Berangkat dari urgensi itu, Mata Lokal Tribun Jatim menangkap sebuah rekomendasi pusat berobat asal Surabaya agar menjadi rumah sakit rujukan untuk pengobatan penyakit, yaitu RS Premier Surabaya.

Baca juga: Jadi yang Pertama di Jatim, RS Premier Surabaya Punya Teknologi CT Scan 512 Slices, ini Fungsinya

RS Premier Surabaya dikenal sebagai rumah sakit swasta dengan spesialisasi untuk segala jenis penyakit dalam kronis yang banyak dijumpai di Indonesia, seperti penyakit jantung, stroke, hingga kanker.

Mira Handayani, seorang pengunjung rumah sakit asal Bojonegoro, berbagi cerita bahwa menurutnya dan keluarga RS Premier Surabaya adalah rumah sakit dengan pelayanan yang baik dan lengkap di Surabaya.

“Selalu bagus (pelayanan RS Premier Surabaya). Dari dulu, keluarga selalu mempercayakan urusan berobat disini, utamanya untuk penyakit internis. Dokter – dokternya sih yang kami percaya kalau berpengalaman banget,” tuturnya pada Senin (21/04/2025).

Bukan sekedar asumsi belaka, hal ini turut diamini oleh dr. Ariawan Wangsa Saputera, M. Kes., selaku Direktur Medis RS Premier Surabaya.

“Saat ini kami (RS Premier Surabaya) memang fokus pada layanan pengobatan unggulan. Seperti penyakit jantung & bedah jantung, stroke & bedah tumor otak, orthopedi, layanan critical (fasilitas perawatan penyakit kritis, yaitu: ICU, HCU, dan NICU.), hingga pengobatan kanker, utamanya kanker kandungan,” ucap dr. Ariawan kepada Tribun Jatim Network, Selasa (15/04/2025).

Ia menambahkan, bahwa seluruh spesialisasi layanan itu disediakan oleh RS Premier Surabaya sebagai kesatuan layanan yang terintegrasi, dengan fasilitas yang lengkap dan memadai.

“Artinya, pengobatan terintegrasi mulai dari skrining, pelayanan rawat jalan atau inap, hingga terapi penunjang sekalipun, kami akomodasi dalam satu pintu untuk progress penyembuhan yang efisien,” pungkasnya.

Sarana penunjang kesehatan seperti alat canggih juga tersedia di rumah sakit swasta Surabaya ini.

Misalnya ketersediaan alat pemindaian canggih seperti CT Scan 512 dan MRI 3 Tesla.

Menurut dr. Ariawan, sejumlah alat canggih seperti ini akan sangat membantu ketepatan diagnosis oleh tenaga dokter spesialis yang ada di RS Premier Surabaya.

Secara berkesinambungan, hal itu juga mendukung efektivitas pengobatan yang sudah terbukti hasil nyatanya dalam wujud kesuksesan pengobatan selama bertahun-tahun.

“Bukti nyatanya, dua tahun lalu, kami (RS Premier Surabaya) termasuk dalam 100 Rumah Sakit untuk urusan Cardiology (jantung dan pembuluh darah) di zona di Asia-Pasifik, menurut ulasan majalah berita Newsweek,” tegas dr. Ariawan.

Terpisah, Dr. dr. Yan Efrata Sembiring, SpB, SpBKTV (K)-VE, selaku Konsultas Bedah Vaskular dan Endovaskular menyampaikan hal yang sama.

Rabu (16/04/2025), beliau menjelaskan bahwa RS Premier Surabaya juga memiliki layanan dan fasilitas komplit untuk mengatasi penyakit jantung secara efektif dan lebih meminimalisir resiko, melalui operasi bedah jantung minim invasif berbasis teknologi.

“Bedah jantung itu juga mengikuti perkembangan teknologi. Kalau dulu semua luka dari tengah atau dibelah dadanya, sekarang kita (RS Premier Surabaya) bisa melakukan bedah jantung minim sayatan. Jadi, lukanya kecil, sehingga tidak terlalu traumatis dan tidak menimbulkan nyeri,” ungkap dr. Yan.

Berdasarkan ulasan ini, dapat dipahami bahwa kombinasi antara ketersediaan alat canggih yang memadai, fasilitas pelayanan yang menyeluruh, dan tenaga medis berpengalaman menjadikan rumah sakit ini memiliki kapabilitas untuk mendukung diagnosis penyakit yang lebih tepat.

Sehingga, tak heran apabila pelayanan ala RS Premier Surabaya menjadi pilihan yang direkomendasikan sebagai rumah sakit rujukan yang membutuhkan perawatan eksklusif nan intensif.

Terlebih, untuk masyarakat di luar Jawa Timur yang wilayahnya belum dilengkapi dengan akses serta prasarana kesehatan yang begitu komplit.