Berita Viral

Siswa Terpaksa Belajar di Kolong, Padahal Ada Bangunan Sekolah Baru Selesai Dibangun, Kunci Disimpan

Penulis: Alga
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELAJAR DI KOLONG - Proses kegiatan belajar mengajar SDN Bedono 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berlangsung di kolong bangunan, Selasa (6/5/2025). Padahal sekolah punya gedung baru.

TRIBUNJATIM.COM - Puluhan siswa di SDN Bedono 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kolong bangunan selama dua bulan terakhir ini.

Lokasi yang digunakan untuk KBM ini sebenarnya merupakan lahan parkir dari bangunan baru SDN Bedono 1 yang terdampak proyek Tol Semarang-Demak.

Meskipun pembangunan sekolah baru telah selesai, pihak sekolah belum menerima kunci ruangan, sehingga kegiatan belajar harus dilakukan di kolong.

Baca juga: 16 Tahun Jadi Guru Honorer, Agus Rela Jemput & Bangunkan Siswanya Agar Sekolah, Bupati Beri Laptop

Sebanyak 90 siswa masih harus belajar di kolong bangunan karena kunci gedung belum diserahkan akibat masalah administrasi.

Para siswa dari kelas 3, 4, dan 6 melaksanakan KBM di bawah kolong gedung baru yang berlokasi di bekas kompleks SDN Bedono 2, Jalan Morosari.

Proses pembelajaran tersebut berlangsung dengan sederhana, beralas tikar di atas lantai urugan pasir, tanpa dinding di kanan kiri.

Mereka belajar di ruang tanpa dinding, beralas tikar di lantai pasir, dan hanya terlindungi struktur bangunan di atasnya.

Padahal bangunan sekolah baru telah selesai dibangun sejak Maret 2025.

Guru Kelas 5 SDN Bedono 1, Sukari, mengungkapkan ketidaknyamanannya dengan situasi tersebut.

"Kalau kendala sih pasti, karena kita kan standar belajarnya di dalam ruangan, kita kan di luar," ujarnya saat ditemui di lokasi pada Selasa (6/5/2025).

"Artinya rasa ketidaknyamanan itu pasti dirasakan oleh anak," imbuhnya.

Geografis SDN Bedono 1 yang terletak di wilayah pesisir juga menambah tantangan dalam proses pembelajaran, terutama dengan angin kencang.

"Karena belajar di alam ya, mungkin saya sebagai guru dalam memberikan pembelajaran ya kurang efektif."

"Karena di ruang terbuka, mungkin dalam penyampaian agak menguras energi, suaranya harus keras," tambah Sukari.

Proses kegiatan belajar mengajar SDN Bedono 1, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berlangsung di kolong bangunan, Selasa (6/5/2025). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Sebagai tenaga pendidik, Sukari berharap, permasalahan ini segera diselesaikan agar anak didik tidak menjadi korban.

"Harapannya ya sesuai di media itu segera diselesaikan, yang berkepentingan di atas sana. Biar tidak jadi masalah, jangan sampailah anak-anak dikorbankan," harapnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Bedono 1, Suryadi menyebut, bangunan baru SDN Bedono 1 merupakan pengganti dari sekolah lama yang terdampak proyek Tol Semarang–Demak.

Namun meski fisiknya sudah selesai, pihak sekolah belum dapat memanfaatkan gedung baru lantaran kunci belum diberikan.

Suryadi tak merinci penyebab kunci tak kunjung diterima pihak sekolah, dan hanya menyebutnya sebagai masalah administrasi.

"Mohon maaf karena ini saya tidak berani menjawab ya, itu katanya proses administrasi yang cukup membutuhkan waktu," kata Suryadi, Selasa (6/5/2025).

Selama menempati kolong bangunan, proses belajar mengajar dirasa jauh dari ideal.

Siswa kesulitan fokus, dan guru pun menghadapi tantangan besar dalam menyampaikan materi.

"Karena selama ini, kalau (gedung baru) belum dibuka anak-anak belajar di kolong itu tentunya fasilitas tidak memadai."

"Anak duduk tidak nyaman, kemudian belajar juga tidak fokus," ujar Suryadi.

Baca juga: Sopir Truk Diminta Bayar Parkir Rp25000 Padahal Aslinya Rp7000, 1 Pelaku dari Dishub Kini Ditangkap

Suryadi menambahkan, sebelum menggunakan kolong gedung, proses belajar sempat dilakukan secara darurat di dua rumah warga dan satu madrasah selama hampir 10 bulan.

"Kemarin sebelum di kolong ada di madrasah, ya di rumah warga."

"Berhubung sudah lama dan akses ini (sekolah) dengan madrasah itu kan ada 50 meter, kalau hujan repot," kata Suryadi.

Setelah berbulan-bulan menunggu, pihak sekolah akhirnya menerima kunci gedung baru pada hari ini.

Rasa syukur pun diungkapkan Suryadi karena akhirnya siswa dapat segera menempati ruang kelas yang layak.

"Terima kasih sekali, karena saya tidak menyangka, bahwa hari ini, kunci SDN Bedono 1 diserahkan. Alhamdulillah. Insyaallah besok pagi kita tempati," ungkapnya.

Dengan diterimanya kunci tersebut, Suryadi berharap agar proses belajar mengajar dapat segera dilaksanakan dengan lebih nyaman di ruangan yang sudah memadai.

Meskipun demikian, pihak sekolah tetap berharap agar permasalahan ini tidak terulang di masa depan, mengingat dampak yang sangat dirasakan oleh siswa dan tenaga pengajar.

Seorang siswi SD di Ciranjang, Kabupaten Cianjur, membacakan surat terbuka untuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, diunggah akun Instagram @sdtq.masyruriyah, dikutip Sabtu (3/5/2025). (Instagram/sdtq.masyruriyah - Kompas.com/Frederikus Tuto Ke Soromaking)

Aksi siswi SD di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, viral di media sosial.

Pasalnya, siswi SD tersebut membagikan surat terbuka untuk Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ia menyampaikan curhatan soal kondisi sekolahnya yang memprihatinkan.

Video tersebut viral usai diunggah akun Instagram @sdtq.masyruriyah, dikutip pada Sabtu (3/5/2025).

Dalam video yang viral beredar, tampak siswi SD tersebut berdiri di tengah-tengah bangunan tampak seperti kontrakan.

Siswi tersebut mengenakan kerudung abu-abu dan dress perpaduan biru dan abu senada.

Ia terlihat sembari membawa satu lembar kertas di tangannya dan membacanya.

Rupanya siswi tersebut hendak membacakan surat terbuka berisi harapannya kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ia memperkenalkan diri bernama Haifa Nur Ilmi, bersekolah di SDTQ Masyruriyah yang berada di Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

"Saya Haifa Nur Ilmi yang sekolah di SDTQ Masyruriyah dan ikut juga belajar di rumah Quran Masyruriyah," ujar Haifa, dikutip dari Tribun Jabar, Sabtu (3/5/2025).

Kemudian Haifa menyinggung pemandangan tempat dirinya sedang berdiri.

Ia blak-blakan mengungkap kondisi sekolahnya yang mirip kontrakan.

Ia mengatakan bahwa bangunan di sekitarnya yang tampak seperti kontrakan adalah sekolahnya.

Haifa mengatakan bahwa sekolahnya memang berada di kontrakan rumah warga.

"Seperti yang bapak lihat, aku berada di lingkungan sekolah, namun tidak seperti sekolah."

"Lebih tepatnya aku seperti berada di kontrakan rumah warga yang berjejer," papar Haifa.

Kemudian Haifa menceritakan bahwa dirinya adalah angkatan pertama dari sekolah tersebut.

Ia telah bersekolah sejak sekolah tersebut baru berdiri yang semula merupakan rumah dari seorang pendiri.

"Aku murid angkatan pertama di sekolah ini dengan kelas masih dua ruangan."

"Karena sekolah ini berdiri dari nol, memulai membangun kelas dari rumah seorang pendiri."

"Lalu, aku masuk ke sekolah ini bertujuan untuk belajar membaca Alquran secara tartil lalu menghafalnya, aku ingin mewujudkan cita-citaku menjadi penghafal Alquran," ujarnya.

Baca juga: SPBU Disegel Pasca Tolak Isikan Pertalite & Pilih Layani Pembeli Bawa Jeriken: Orang Miskin Begini

Lalu, Haifa curhat bahwa dirinya bersyukur dapat mengenyam pendidikan di sana meski kondisi sekolahnya memprihatinkan.

Namun, Haifa terketuk hatinya setelah teman-temannya yang ingin masuk ke sekolah tersebut batal karena jumlah kelasnya terbatas.

Ia mengungkap bahwa di sekolahnya tersebut hanya tersedia dua kelas.

Selain itu sekolahnya juga mengontrak, per bulannya harus membayar sewa Rp2,4 juta.

"Apalagi karena sekolah kita masih ngontrak. Jadi, sekolah harus membayar sebesar Rp2,4 juta setiap bulannya untuk membayar kontrakan," ungkap Haifa.

Karena kondisi sekolahnya itulah, Haifa berinisiatif membagikan surat terbuka untuk ikhtiar agar mendapatkan bantuan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

"Mudah-mudahan Bapak Gubernur kita bisa melihat video kami ini, tersentuh dengan keadaan kami, dan bisa menjadi jalan ikhtiar kami untuk mendapatkan dana pembangunan sekolah yang kami impikan atas izin Allah."

"Dan semoga, bapak selalu dalam keadaan sehat terus, semangat dalam membantu rakyat serta anak-anak bangsa lainnya. Amin," tutupnya.

Haifa berharap surat terbukanya itu dapat didengar dan sampai ke Gubernur Jawa Barat.

Di sisi lain, video aksi Haifa membagikan surat terbuka berisi curhatan soal kondisi sekolahnya tersebut viral dan menuai sorotan netizen.

Tak sedikit netizen memuji aksi siswi SD tersebut.

Sejumlah netizen juga mendukung surat terbuka siswi SD tersebut agar segera ditindaklanjuti Dedi Mulyadi.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini