Penyebab Suhu Udara Capai 37,2 Derajat di 4 Wilayah ini, BMKG Jelaskan Faktornya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CUACA PANAS - Ilustrasi suhu udara capai 37,2 derajat. BMKG menjelaskan penyebabnya, Sabtu (10/5/2025).

Dengan posisi tersebut, wilayah Indonesia yang berada di sekitar garis ekuator menerima penyinaran hampir tegak lurus, yang menyebabkan suhu udara terasa lebih panas, terutama di wilayah-wilayah dengan permukaan tanah kering dan minim sirkulasi angin.

CUACA PANAS - Ilustrasi suhu udara capai 37,2 derajat. BMKG menjelaskan penyebabnya, Sabtu (10/5/2025). (SHUTTERSTOCK/VladisChern)

Karakteristik Peralihan Musim di Indonesia

BMKG menjelaskan periode peralihan musim atau pancaroba di Indonesia ditandai dengan melemahnya angin Monsun Asia yang basah dan menguatnya angin Monsun Australia yang kering.

Angin Monsun Asia berasal dari benua Asia menuju Australia dan membawa uap air dalam jumlah besar yang memicu hujan saat musim hujan. 

Sementara itu, angin Monsun Australia bergerak sebaliknya dan membawa udara kering dari benua Australia ke wilayah Indonesia.

Selama periode transisi, cuaca cenderung lebih cerah, terutama pada pagi hingga siang hari. 

"Sehingga radiasi Matahari mencapai permukaan secara lebih optimal dan meningkatkan suhu udara secara signifikan,” kata Andri.

Selain suhu yang lebih tinggi, kelembapan udara pada masa peralihan juga relatif lebih rendah, yakni berkisar antara 63 hingga 79 persen. 

Meski demikian, kondisi atmosfer yang tidak stabil dapat memicu pembentukan awan konvektif yang menyebabkan hujan lebat, petir, dan angin kencang berdurasi singkat.

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap dampak cuaca panas ekstrem selama masa pancaroba. 

Masyarakat diharapkan menjaga kesehatan, membatasi aktivitas di luar ruangan saat siang hari, dan memperbanyak konsumsi air untuk mencegah dehidrasi.

Berita Terkini