TRIBUNJATIM.COM - Kisah tukang bubur naik haji ternyata bukan hanya cerita sinetron.
Hal itu dialami pasangan suami istri Wasman (52) dan Dede Yeni (46), asal Kampung Bojong Tengah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
Keduanya berhasil mengumpulkan uang selama 12 tahun dengan menyisihkan hasil jualan bubur untuk melunasi ongkos haji dan akan diberangkatkan pada 16 Mei 2025.
Baca juga: Pantas Kepsek Bolehkan Siswa Gelar Perpisahan di Tempat Hiburan Malam, Apresiasi Panitia: Aman
Dalam kesehariannya, keluarga ini mengandalkan penghasilan dari jualan bubur ayam di pinggir jalan menggunakan gerobak.
Usaha bubur ayam ini sendiri untuk menghidupi anak-anaknya sejak 29 tahun yang lalu.
Lalu mereka mulai menabung untuk ongkos haji sejak tahun 2010.
Dengan menyisihkan sedikit demi sedikit sisa keuntungan berjualan setelah dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Sejak menabung untuk haji dan menunda keinginannya membeli rumah baru, usaha buburnya mengalami peningkatan dari hari ke hari karena banyak yang langganan.
"Kami merasa sangat bersyukur terpanggil untuk menunaikan ibadah haji tahun ini dan rencana akan berangkat 16 Mei 2025," kata Wasman.
"Ini merupakan nikmat melebihi punya mobil maupun motor baru," imbuhnya saat ditemui di rumahnya bersama gerobak buburnya, Sabtu (10/5/2025).
"Meski emang awalnya hanya membuka buku tabungan dan menabung sebesar Rp5 juta ke Bank Syariah Mandiri (BSM) di tahun 2010," jelas Wasman.
Wasman menambahkan, mulanya ia jualan bubur dengan gerobaknya berkeliling.
Hingga akhirnya ia memiliki tempat mangkal di Tanjung, Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Setiap harinya, mereka menyewa mobil bak terbuka untuk membawa gerobak dagangan ke tempat mangkal di pinggir jalan daerah Kawalu.
"Karena saat itu harga satu porsi masih murah, Rp1 ribu dan naik menjadi Rp2 ribu."
"Hingga ada perubahan kini buburnya menjadi Rp8 ribu hingga Rp10 ribu satu mangkuk, dilengkapi ati ampela, telur puyuh, ayam, emping, kerupuk, dan potongan cakue."
"Bubur ayam yang dirintisnya diberi nama Bubur Ayam Tanjung sesuai tempat," ungkap dia.
Bertahun-tahun berdagang, perlahan usaha mereka tumbuh semakin meningkat dan bubur ayamnya dikenal lezat, gurih, enak di lidah, dengan harga terjangkau.
Hingga akhirnya, salah satu pelanggannya yang merupakan seorang pembimbing haji menginformasikan bahwa waktu tunggu untuk berangkat haji sangat lama.
"Dari sana kami, pada tahun 2010, memutuskan untuk mulai menabung ongkos berangkat ibadah haji. Karena, daftar haji akan menunggu lama dan kami terpikirkan untuk itu," ujarnya.
Baca juga: Rasul Bingung Dipanggil Disdik usai Dipecat Sepihak Sekolah, Tanyakan Kejelasan Pemecatan Guru
Setelah terdaftar dan sedang menabung untuk ibadah haji, kata Wasman, keluarganya diberikan kemudahan untuk bisa membeli rumah baru.
Wasman yang memiliki lima anak pun, dua di antaranya telah lulus kuliah dan tiga lagi masih sekolah SD, SMK, dan SMA.
"Jadi akhirnya alhamdulillah, ongkos ibadah haji lunas dan berangkat tahun ini, rumah baru pun terbeli," ungkapnya.
Wasman pun hanya bisa berpesan kepada warga lainnya.
Bahwa jika sudah berniat ibadah haji, tentunya akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT.
"Jadi berusahalah meski sedikit demi sedikit, disertai taat ibadah dan berbuat baik, tentunya akan diberikan segala kemudahan," pungkas dia.
Kisah inspiratif juga datang dari Abdul Rahman MS (53), calon jemaah haji (CJH) asal Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ia terlihat berfoto bersama keluarganya saat pelepasan pada Jumat (9/5/2025).
Rahman mengaku menabung selama 14 tahun hingga akhirnya berangkat pada 2025.
Ia yang bekerja sebagai petani ini giat mengolah sawah dan ladang demi mengumpulkan uang untuk bisa dipanggil ke Tanah Suci.
"Alhamdulillah. Saya bekerja keras dan nabung tiap panen dari 2012 sampai 2025."
"Kadang nabung Rp2-5 juta, sebisanya tiap ada hasil panen," kata Rahman saat ditemui di halaman Kantor Bupati Sumbawa.
Baca juga: Singgung Wacana Siswa Gemulai Akan Dikirim ke Barak Militer, Iky Balas Menohok: Makin Suka Gak Sih
Menurutnya, tabungan biaya haji dipisahkan dari kebutuhan sehari-hari agar dananya utuh dan tidak dipakai untuk keperluan lain.
Untuk pelunasan biaya haji, Rahman juga menjual sapi.
"Saya juga ada ternak sapi. Alhamdulillah, hasil penjualan sapi juga bisa melengkapi biaya pelunasan haji," katanya.
Sebagai petani, ia membawa beras sebanyak 3 kilogram untuk persiapan makanan.
"Iya, bawa beras karena kita petani terbiasa makan nasi. Ada juga camilan, dan ada dendeng," ujar Rahman.
Ia berharap, selama perjalanan menuju Tanah Suci bisa lancar hingga menjadi haji mabrur.
Diberitakan, sebanyak 309 orang calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Sumbawa kloter 8 embarkasi NTB akan berangkat dari Sumbawa malam ini, Jumat 9 Mei 2025, pukul 21.00 WITA, yang dilepas di Kantor Bupati Sumbawa.
Selanjutnya, jemaah akan diterima di Asrama Haji Mataram pada Sabtu (10/5/2025) pagi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com