TRIBUNJATIM.COM - Sasaran pendidikan militer di Provinsi Jawa Barat tak hanya untuk siswa, namun juga bakal untuk para preman.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bakal melanjutkan kebijakan tegas soal barak militer.
Dedi bakal memperluas sasaran kebijakannya itu untuk mencakup orang dewasa bermasalah.
Gubernur yang akrab disapa KDM ini juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih Presiden Prabowo karena telah tegas dalam memberantas masalah premanisme.
“Saya ucapkan terima kasih dan rasa hormat yang tinggi buat Pak Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto yang dengan tegas memberantas premanisme dan preman yang seringkali berbaju ormas,” kata Dedi Mulyadi dilansir dari Instagram @dedimulyadi71, Senin (12/5/2025), via Tribun Sumsel.
Dengan adanya dukungan dari Presiden Prabowo, kata Dedi, tentunya akan membuat masyarakat lebih merasa aman dan juga nyaman.
Baca juga: Sosok Riezky Kabah Dulu Hina Guru Koruptor, Kini Tertawakan Gubernur Dedi Mulyadi Soal Barak Militer
Selain Presiden Prabowo, program ini juga didukung oleh Menko Polhukam, Mendagri, Panglima TNI, dan Kapolri.
"Tentunya sikap ini adalah sikap yang sangat luar biasa karena akan memberikan rasa aman, rasa nyaman bagi kita semua apalagi ada Pak Menko Polhukam, Pak Mendagri, Panglima TNI, Kapolri yang bisa secara bersama-sama untuk memulihkan kembali keamanan di lingkungan masyarakat,” terang Dedi Mulyadi.
Hal ini tak lepas dari aduan sejumlah pengusaha yang menjadi korban intimidasi dari premanisme.
Untuk mengatasi masalah ini, Dedi Mulyadi mengatakan perlu adanya upaya persuasif yang bisa memberikan keyakinan pada para pengusaha untuk berani berbicara.
"Apa yang terjadi dalam kehidupan kesehariannya (pengusaha), sehingga iklim produksi di Indonesia tidak terganggu, baik produksi UMKM maupun produksi pengusaha-pengusaha besar, dan ini akan menggerakkan ekonomi,” lanjut Gubernur Jawa Barat.
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan dengan adanya satgas premanisme di provinsi Jawa Barat ini akan semakin menguatkan anti premanisme di berbagai tempat.
"Saya di bulan Juni Juli dan seterusnya akan melakukan pembinaan preman-preman yang biasa bikin onar, akan kami masukkan ke barak militer untuk mendapat pendidikan dan dikoneksikan dengan pembangunan," kata Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi, kebijakan ini bertujuan menangani preman, pemabuk dan pelaku gangguan terhadap pelaku UMKM dan investasi.
Rencananya, Dedi Mulyadi akan memasukkan preman-preman tersebut ke barak militer untuk dilakukan pembinaan.
"Premanisme ini juga terjadi karena tidak ada pekerjaan alias menganggur, tetapi ingin punya duit cuma duduk nongkrong, bergerombol di suatu tempat mendapatkan duit," kata Dedi