TRIBUNJATIM.COM - Seorang penjual dan penyewa kios di kegiatan Car Free Day Jakarta di kawasan Sudirman-Thamrin menceritakan pengalamannya.
Adalah Irawan yang ternyata menikmati berjualan bukan sekedar mencari keuntungan.
Ada sensasi tertentu yang membuat Irawan betah berlama-lama dengan para pembeli.
Irawan menceritakannya belakangan ini setelah ia mengungkapkan menjajakkan barang unik yakni mobil mainan 'Hot Wheels'
Kegiatan car free day (CFD) Jakarta di kawasan Sudirman-Thamrin tak hanya jadi ajang olahraga dan rekreasi, tetapi juga ladang rezeki bagi para pedagang kaki lima.
Salah satunya adalah Irawan (45), yang menjajakan miniatur mobil mainan Hot Wheels tidak jauh dari pintu keluar Stasiun Sudirman, Minggu (11/5/2025).
Irawan menjual beragam Hot Wheels, mulai dari yang seharga Rp 15.000 hingga lebih dari Rp 100.000 per unit.
“Harganya beragam, dari Rp 15.000. Kadang ada yang Rp 100.000 juga,” ujar Irwan kepada Kompas.com, seperti dikutip TribunJatim.com, Senin (12/5/2025).
Sudah delapan bulan terakhir Irawan menekuni usaha jual beli Hot Wheels, setelah melihat peluang dari tren koleksi mobil mainan di kalangan rekannya.
Irwan mengaku awalnya tidak tertarik, namun setelah banyak menonton konten YouTube tentang Hot Wheels, ia ikut tergerak untuk berdagang dan akhirnya turut menjadi kolektor.
Baca juga: Alasan Kakak Adik Kirim Paket Mayat Bayi Lewat Driver Ojol, Jalin Hubungan Inses, Kerja Jadi PSK
Di hari biasa, Irawan biasanya berjualan di kawasan Jalan Tanjung Karang, tak jauh dari Stasiun MRT Dukuh Atas.
Sementara saat CFD berlangsung dari pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB, ia memilih lokasi strategis di area ramai pejalan kaki dekat Stasiun Sudirman.
“Karena rame aja di sana, kan pada keluar masuk stasiun,” kata Irwan.
Untuk kebutuhan stok, Irawan biasa membeli Hot Wheels di Pasar Pagi Asemka, Jakarta Barat.
“Dapet dari Pasar Pagi Asemka, di depan Stasiun Kota,” katanya.
Irwan mengaku, pendapatannya dari berdagang tidak menentu. Namun, ia menikmati interaksi dengan para kolektor yang menjadi pembeli setianya.
Irawan juga menyebut, bahwa ia dikenai biaya operasional oleh koordinator CFD setempat. Meski begitu, ia menganggap biaya tersebut masih wajar dan membantu menertibkan para pedagang.
“Kalau enggak ada kayak gitu jadinya berantakan juga. Tapi kalau saya enggak terlalu mahal. Enggak sampai Rp 100 ribu lah,” ujarnya.
Kehadiran pedagang seperti Irawan menjadi warna tersendiri di CFD Jakarta.
Baca juga: Reaksi Aldy Eks Coboy Junior Usai Dituding Tilap Uang Penggemar, Ngaku Khilaf, Ungkap 1 Janji
Selain berolahraga dan bersantai, pengunjung bisa sekalian berburu barang unik seperti Hot Wheels yang dijajakan Irawan.
Seperti diketahui, Program car free day (CFD) di Kota Depok membuka peluang baru bagi para pedagang kaki lima (PKL).
Salah satunya Zaki, penjual kebab Turki asal Krukut, Limo, yang mencoba peruntungan dengan membuka lapak di CFD Jalan Margonda Raya, Minggu (11/5/2025).
Demi mengamankan lokasi jualan yang strategis, Zaki rela berangkat sejak dini hari.
“Saya sudah dari pukul 03.00 WIB di sini, ini kalau tenda sudah ada jadi saya cuma siapin meja dan barang jualan,” kata Zaki kepada Kompas.com.
Baca juga: Sosok Wasman Tukang Bubur Naik Haji, Nabung 12 Tahun untuk Lunasi Ongkos, Jualan dari Harga Rp1000
Zaki membawa sekitar 50–100 porsi kebab dari rumahnya. Persiapan ini tidak dilakukan secara spontan.
Ia sempat melakukan survei lapangan saat CFD pekan lalu dan melihat potensi keuntungan yang cukup tinggi.
“Pas minggu lalu saya kesini, tapi buat lari dan sambil keliling survei. Eh teman saya bilang laku banget jualannya pas CFD, itu cuma satu jam udah bisa langsung pulang,” ungkapnya.
Namun, keberuntungan belum berpihak padanya kali ini. Hingga pukul 08.30 WIB, dagangannya masih belum banyak tersentuh.
Zaki menduga hal ini dipengaruhi oleh lokasi lapaknya yang berada di arah Terminal Depok Baru, area yang cenderung sepi pengunjung CFD.
“Mungkin karena lapak saya kan di arah terminal ya, warga yang ke arah sini paling berapa persen sih? Kebanyakan juga bukan mereka yang lari,” jelas Zaki.
Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang mengimbau agar PKL tidak berjualan di trotoar dan jalur dekat area utama CFD juga menjadi tantangan tersendiri.
Para pedagang harus mencari lokasi alternatif yang tetap ramai, namun tidak melanggar aturan.
Meski penjualan kali ini belum memuaskan, Zaki tetap menerima kondisi tersebut dengan lapang dada.
“Buat jualan lagi di sini pasti saya pikirin lagi, tapi ya jualan sudah biasa kalau sepi. Saya masih bisa lanjut jualan di Krukut nanti,” tuturnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com