TRIBUNJATIM.COM - Anak korban pemusnahan bom di Garut curhat ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Insiden pemusnahan bom kedaluwarsa ini menjadi tragedi memilukan.
Tercatat, ada 9 warga sipil dan 4 personel TNI tewas dalam insiden tersebut.
Mengapa ada warga sipil saat pemusnahan bom kedaluwarsa ini, ramai menjadi perbincangan publik.
Beredar isu, warga sipil nekat menerobos ke area pemusnahan bom di Garut untuk mengambil sisa material ledakan.
Pasalnya, sisa material bom kedaluwarsa ini memiliki nilai ekonomi yang cukup untuk diperjual belikan.
Anak korban yang tidak disebutkan namanya, curhat ke Gubernur Dedi Mulyadi, bantah ayahnya nekat mulung sisa material ledakan.
“Saya perwakilan dari keluarga. Saya minta pertanggungjawaban. Bapak saya kerja sama tentara, Bapak saya tidak (seperti yang dikatakan orang-orang) mulung,” ujar salah seorang remaja putri sambil menangis, dikutip dari Kompas TV, Selasa (13/5/2025).
“Dari zaman sekolah, saya tahu, bapak saya kerja (sama tentara) sudah ke Manado, Makassar, Bali, ke Mabes,” tambah dia ke Dedi Mulyadi.
Remaja ini pun dengan tegas menolak ayahnya disebut nyelonong ke lokasi peledakan untuk memulung amunisi.
Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi mencoba menenangkan.
Ia memastikan bahwa korban sipil yang berada di lokasi ledakan dalam kondisi sedang bekerja.
Baca juga: Gaji Buruh yang Jadi Korban Ledakan Amunisi Garut Rp150 Ribu per Hari, KDM Santuni Keluarga 50 Juta
“Jadi itu kategori kecelakaan kerja,” tutur Dedi.
Dalam kunjungan tersebut Dedi mengatakan, semua korban akan mendapatkan bantuan pemakaman masing-masing Rp 50 juta.
Selain itu, semua anak-anak korban yang ditinggalkan akan menjadi anak angkatnya dan disekolahkan hingga kuliah.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).
Baca juga: Tangis Ilmansyah Selamat dari Insiden Bom Maut di Garut, Kakaknya Tewas, Jalan Seperti Melayang
Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.
Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.
Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.
"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.
Bantahan Aparatur Desa
Terkait hal tersebut, Aparatur Desa Sagara, Doni David membantahnya.
Doni menegaskan kabar yang beredar soal korban tewas akibat memulung sisa ledakan adalah informasi yang keliru.
Doni mengatakan, sejumlah warga memang dipercaya untuk membantu TNI dalam setiap proses pemusnahan.
"Kami dari pemerintahan desa tidak menerima warga kami dianggap memulung, tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," ungkap dia, kepada Tribunjabar.id, Selasa (13/5/2025).
Di sisi lain, Doni David mengkonfirmasi kebenaran video salah satu warganya, Rustiawan ikut dalam persiapan pemusnahan amunisi tersebut.
Seorang pria dengan posisi paling depan adalah Rustiawan, yang merupakan korban ledakan maut tersebut.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Dedi Mulyadi Disebut Jokowi Jilid 2 - Penyebab 9 Warga Sipil Jadi Korban Bom Garut
Rustiawan tampak memegangi dan memeriksa objek yang terlihat seperti amunisi atau proyektil.
Rustiawan tampak duduk di tanah dengan posisi membungkuk.
Ia tampak mengenakan pakaian lengan panjang bermotif loreng abu-abu.
"Masyarakat memang dilibatkan dalam proses itu, bukan hanya menggali lubang, tapi dari mulai memilah hingga menyusun," ujar Doni.
Doni menjelaskan bahwa saat ini pihak keluarga masih menunggu proses identifikasi yang dilakukan di RSUD Pameungpeuk. Rencananya sembilan korban sipil akan disemayamkan hari ini di rumah duka.
"Kami turut berduka cita atas kejadian ini, semoga amal ibadah pada korban diterima di sisi Allah," ungkapnya.
TNI AD Tanggung Jawab Penuh
Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat (AD) menyampaikan duka mendalam ke para korban ledakan amunisi yang terjadi di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) kemarin.
TNI bahkan menyatakan bertanggung jawab penuh terkait dengan insiden yang memakan korban 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil itu.
“TNI Angkatan Darat bertanggung jawab secara penuh untuk membantu semua proses penanganan dan pemakaman para korban. Baik yang berasal dari jajaran TNI Angkatan Darat maupun yang berasal dari masyarakat sekitar," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Selasa (13/5/2025).
"Di mana untuk warga masyarakat sekitar yang menjadi korban, jajaran Kodam III Siliwangi, Korem 062 Tarumanegara dan juga Kodim Garut akan membantu semua proses pemakaman sampai dengan selesai," tambah dia.
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan bahwa proses pengambilan jenazah dari warga sipil yang menjadi korban akan dilakukan setelah mendapatkan izin dari tim medis.
"Untuk korban yang berasal dari masyarakat sekitar, setelah ada izin dari tim medis, nanti akan diambil oleh pihak keluarga masing-masing," kata Kadispenad.
Selanjutnya, jenazah akan diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di desa masing-masing.
Ia menegaskan bahwa TNI AD melalui jajaran di wilayah setempat akan mendampingi seluruh proses pemakaman warga hingga selesai.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan institusional TNI AD atas peristiwa tersebut.
Selain itu, Wahyu juga menginformasikan bahwa kegiatan penyisiran dan investigasi di lokasi ledakan sempat dihentikan pada Senin (12/5/2025) malam karena kondisi sudah gelap.
Namun, investigasi dilanjutkan kembali sejak Selasa pagi.
“Kami juga mohon doa kegiatan investigasi yang hari ini dilanjutkan kembali oleh tim TNI Angkatan Darat dapat berjalan dengan baik," harap Kadispenad.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memberikan informasi lanjutan mengenai hasil investigasi yang tengah berlangsung.
Diberitakan sebelumnya, ledakan dahsyat terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi.
Peristiwa tersebut terjadi saat TNI melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
Peristiwa memilukan ini menewaskan 13 orang, terdiri dari empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Berita Viral lainnya